Sungguh bingung kalau buah hati kita galak. Bahkan pada ayah-ibunya. Lebih-lebih bila orang tua teman anak komplain karena anaknya digalakin si upik atau buyung kita. Betapa malunya! Tentu harus ada cara mengatasinya.
“Aku nggak mau kamu main disini. Awas kalau kesini!”
Aduh betapa merahnya telinga kita jika mendengar si kecil galak sama temannya. Kenapa ya? Nggak usah heran. Kalau ia berteriak dan Anda merespon dengan teriakan pula(meski hanya intonasi Anda yang kenceng ) ,bagaimana pula si kecil bisa belajar berkata dengan lemah lembut? Malah kemungkinan ia tertantang untuk mencoba teriakan-teriakan lainnya ataupun tambah menjadi-jadi berteriak. Supaya tak galak lagi, harus ada cara mengatasinya :
Memberi Contoh Tegas bukan Keras dan Galak
Simpelnya, kalau kita biasa bicara lemah lembut, si kecil pasti akan menirunya. Kalau lagi marah apa harus keras padanya ? Percayalah, bicara tegas bisa dilakukan bukan dengan suara keras tapi intonasi yang mantap.
Mengajari Anak Cara Berekspresi yang Tepat
Bisa saja anak memilih berteriak atau membanting-banting barang, karena ia tak tahu bagaimana mengungkapkan kekesalannya. Karena itu latih ia mengekspresikan kemarahan dengan mengungkapkan kekesalannya secara benar. Latih ia bicara apa yang dirasakan atau tak disukainya. Setelah itu ajaklah melakukan aktivitas yan membuat tenang, misalnya menyanyi.
Ajak Ia Mengikuti Prosesnya
Ajak si kecil melihat dan mengikuti prosesnya. Misalnya ia kesal saat menunggu susunya, Anda bias mengajaknya mengajaknya membuat susu bersama, atau melihat bagaimana si mbak membuatnya. Dengan demikian anak akan tahu segala sesuatu melalui proses bukan sulap.
Berilah Anak Pilihan
Daripada marah-marah karena ia sulit diajak mandi misalnya, lebih baik memberinya memberinya pilihan. “Adek mau mandi sekarang atau 10 menit lagi?”Tapi tegaskan ia untuk menepati pilihannya dan beri sanksi kalau tak menepatinya.
Jangan Lupa, Berilah Pujian
Jangan segan memberi pujian kalau menurut Anda anak bersikap benar. Pujian itu akan memotivasinya terus bersikap baik.
SUMBER : Majalah Kartini
Edisi 1 s/d 15 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar