Sejak satu bulan terakhir ini putri pertama dari seorang ibu menunjukkan perubahan sikap yang selama ini tidak pernah dilakukannya. Dia menjadi mudah marah, pemurung, suka berteriak-teriak sambil menangis keras, dan melempar benda yang ada di dekatnya jika keinginananya tidak dituruti.
Dulunya tidak seperti itu. Ia anak periang dan penurut. Karena nurut maka ketika sekolah di TK dia sering dilibatkan oleh gurunya mengikuti berbagai kegiatan didalam maupun diluar sekolah.
Masalah itu tidak disampaikan pada suaminya sebab sudah beberapa waktu mereka tidak teguran. Suaminya jarang di rumah. Bila pulang sudah larut malam.
Apa yang dapat dilakukan dalam menghadapi perubahan si anak ???
Anak mengalami ketegangan pikiran akibat orang tuanya kurang harmonis. Cobalah untuk berkomunikasi denagan si anak, mungkin ada harapan dia cukup terbuka menceritakan permasalahan yang dihadapi. Untuk mendapatkan jawaban anak, terlebih dahulu ciptakan suasana yang membuatnya menjadi rileks, misalnya ajak ke tempat bermain yang disukai. Bicarakanah masalah disekeliling tempat bermain. Boleh juga saat itu Anda menuruti permintaan anak, misalnya anak minta dibelikan mainan. Hal itu dimaksudkan membuat hati anak senang.
Untuk mulai memancing kea rah pembicaraan yang diharapkan, maka coba lakukan dengan menghindarkan nada atau bentuk pertanyaan menyelidik. Jika anak menunjukkan sikap tidak suka,maka segera hentikan dan alihkan secara halus arah pembicaraan. Demikian seterusnya Anda lakukan secara perlahan. Sangat dibutuhkan kesabaran akstra jika Anda menginginkan sesuatu yang terbaik bagi putrid anda.
Perubahan perilakau pada si anak harus ditangani secara tepat , jika tidak akan mengganggu perkembangannya. Misalnya anak jadi tidak percaya diri, prestasi belajar turun, tidak mampu membina hubungan social yang sehat ,dan lainnya.
SUMBER : Majalah Kartini Edisa 14 April s/d 1 Mei 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar