Penulis: Sabine Versayanti, S.Ked
Beri nilai:
ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder) merupakan gangguan pada perkembangan anak berupa kurangnya konsentrasi dan ditandai oleh perilaku yang agresif dan tidak bisa diam. Penderita ADHD biasanya didiagnosa pada waktu sebelum masuk sekolah atau pada awal masuk sekolah.
Dewasa ini, anak ADHD semakin banyak. Sekarang prevalensi anak ADHD di Indonesia meningkat menjadi sekitar 5% yang berarti 1 dari 20 anak menderita ADHD. Peningkatan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik ataupun pengaruh lingkungan yang lain, seperti pengaruh alkohol pada kehamilan, kekurangan omega 3, alergi terhadap suatu makanan, dll.
Pada anak ADHD terjadi gangguan yang mempengaruhi beberapa bagian dari otak, yaitu:
• Lobus Frontal
Bagian lobus frontal membantu kita untuk memfokuskan konsentrasi, membuat keputusan yang baik, mempersiapkan rencana, belajar dan mengingat apa yang telah dipelajari, dan menyesuaikan diri dengan situasi.
• Mekanisme inhibitor dari cortex
Mekanisme ini berfungsi untuk mencegah kita berperilaku hiperaktif dan bertindak semaunya serta mengendalikan emosi.
• Sistem limbik
Merupakan dasar dari emosi. Sistem limbik yang normal akan menghasilkan emosi yang normal, tingkat energi yang normal, waktu tidur yang normal dan kemampuan untuk mengatasi stress yang normal. Gangguan pada sistem limbik akan berpengaruh terhadap keadaan-keadaan tersebut.
• Sistem aktivasi retikular
Sistem ini berfungsi untuk menerima dan menyaring data yang masuk dari semua pancaindera dan bagian otak lainnya.
Gangguan yang ada pada bagian-bagian otak tersebut akhirnya turut mengganggu fungsi, kualitas, dan kemampuan bagian otak itu sendiri.
Permasalahan yang ada sekarang adalah bagaimana menangani anak ADHD ini?
Walaupun sekarang telah terdapat obat yang digunakan dalam terapi anak ADHD untuk menangani gejala-gejala dalam gangguan ini, namun penggunaan untuk jangka panjang masih belum diketahui kerugian maupun efektivitasnya.
Sekarang nutrisi bagi anak ADHD juga turut diperhatikan sebagai salah satu bentuk terapi yang digunakan untuk menangani kondisi anak dengan ADHD.
Bagaimana nutrisi yang dianggap tepat untuk anak ADHD?
• Rendah karbohidrat dan tinggi protein
Untuk makan pagi 6o% – 70% protein dan 30% – 40% karbohidrat, makan siang dan makan malam 50% protein dan 50% karbohidrat. Karbohidrat yang dikonsumsi juga yang merupakan karbohidrat kompleks sehingga tidak mudah diubah menjadi gula, seperti whole wheat, kacang-kacangan, dll.
• Menghindari bahan-bahan yang membuat alergi pada anak ADHD karena anak ADHD sangat sensitif sehingga mudah terjadi alergi yang bermanifestasi dalam bentuk batuk, influenza karena alergi, dll. Bahan-bahan yang harus dihindari seperti MSG, pewarna, pengawet, juga susu, tepung, kedelai, jagung, telur, kacang, dll.
• Rendah gula
Hindari makanan-makanan yang banyak mengandung gula seperti donat, permen, soft drinks, es krim, dan cokelat. Setiap sendok gula yang berkurang sangat berguna. Gula menyebabkan usus halus menjadi permeabel terhadap alergen. Tingginya kadar gula dalam tubuh juga akan mengakibatkan kadar insulin tinggi. Kadar insulin yang tinggi akan mengakibatkan emosi yang labil sehingga dapat memperparah keadaan anak ADHD.
• Makan banyak sayuran dan buah
• Minum banyak air
80% otak terdiri dari air sehingga dengan meningkatkan konsumsi air menjadi 7-8 gelas perhari akan baik untuk otak. Teh, susu, juice tidak termasuk air, jadi hanya air yang dianggap air.
• Menghindari makanan yang mengandung salisilat seperti : kacang almond, plum, prune, apel dan cuka apel, raspberrie, apricot, anggur dan cuka dari anggur, strawberry, blackberry, teh, ceri, nectarine, tomat, jeruk, timun dan acar, peach, wine dan cuka dari wine.
Salisilat dapat menghambat kerja enzim dalam otak yang berfungsi untuk mengurangi kesensitifan otak terhadap reaksi alergi.
• Mengkonsumsi suplemen seperti vitamin B, zinc, chromium, tembaga, besi, magnesium, kalsium, amino acid chelates dan flavenoids. Pada anak ADHD sering terdapat defisiensi zat-zat tersebut karena pengeluaran zat tersebut dari urine secara berlebihan.
• Menghindari paparan logam berat seperti tambalan gigi dari amalgam, kawat gigi dari nikel, dll.
• Kafein dapat digunakan sebagai stimulant susunan saraf pusat yang mempunyai efek vasodilator yang dibutuhkan oleh otak karena pada anak ADHD terjadi kekurangan aliran darah ke bagian-bagian otak.
Pengaturan nutrisi ini bermanfaat sebagai salah satu cara yang digunakan untuk mengendalikan gejala-gejala pada anak ADHD. Selain tidak berbahaya, pengaturan nutrisi ini aman digunakan dalam jangka panjang.
Sumber:
www.depkes.go.id/index.php
www.findarticles.com/p/articles
www.newideas.net/adhd/adhd-diet
Sabtu, 20 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar