Rabu, 17 Februari 2010

Anak Mulai Belajar Berani Berbohong

Ada seorang ibu, yang memiliki anak wanita 7 tahun duduk di kelas satu SD. Anak ini sangat mandiri. Mengerjakan sesuatu yang menjadi kewajibannya tidak harus disuruh lagi. Misalnya belajar. Hanya akhir-akhir ini, si anak mulai berbohong. Misalnya, waktu di sekolah ia sebetulnya jajan tetapi ketika ditanya mengaku tidak jajan. Memang kebohongannya masalah sepele, namun dikhawatirkan dari yang sepele itu akan berkembang menjadi serius.

Bagaimana cara mengatasinya ???
Anak seusia ini memang perkembangan daya nalarnya sudah lebih baik. Ia sudah bias memikirkan sesuatu hal yang menjadi kebutuhannya. Karena itulah bisa dimengrti jika si anak sudah mandiri, yakni bisa mengerjakan sesuatu tugasnya tanpa disuruh. Kematangan daya nalarnya itu memungkinkan pula anak mengembangkan pikiran yang kurang baik, misalnya berbohong.
Anak tahu berbohong biasanya didapat melalui proses belajar dari lingkungan, misalnya dari teman bermain, teman sekolah, atau lingkungan keluarga anak. Proses belajar dari lingkungan itulah yang justru mudah diserap oleh anak. Ketika setiap hari dia melihat dan mendengar ucapan seseorang berbohong, maka peristiwa tersebut akan terekam di otaknya, dan suatu ketika akn ditirunya.
Factor pencetus yang membuat anak melakukan kebohongan banyak macamnya. Misalnya factor ketakutan. Karena takut dimarahi bisa saja anak tidak memberikan jawaban yang betul ketika ditanya .
Anda perlu sabar mengungkap pemicu anak berbohong. Sebagai langkah awal, anda dapat mencoba membicarakan masalah ini dengan guru kelas. Hal ini perlu dilakukan mengingat masalah yang dijadikan obyek kebohongan anak selama ini adalah seputar kegiatan sekolah. Mengetahui secara dini setiap perubahan yang dialami anak merupakan hal yang sangat penting agar orang tua dapat segera melakukan langkah antisipasi secara tepat.
Bisa juga Anda bertanya pada seluruh anggota keluarga, termasuk pengasuh apakah mereka sering melakukan kebohongan di depan anak Anda. Tanyakan secara baik-baik tanpa kesan menyelidiki semua tingkah laku anak. Tak kalah pentingnya,ialah berkomunikasi dengan anak tentang kejadian yang dialami hari itu, misalnya : adakah PR, adakah ulangan, dapat nilai berapa, dan lain-lain. Lebih lanjut Anda dapat menanyakan lebih dalam pada anak tentang kebiasaannya yang suka berbohong. Hanya saat menanyai hindari kesan marah.
Setelah diketahui penyebabnya, segera atasi sehingga tidak membuka peluang berbohong kembali. Berikan juga pengertian padanya untuk tidak berbohong sebab hal itu tidak baik.


SUMBER : Majalah Kartini edisi 1s/d 15 Mei 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar