Oleh: Qurroti A’yun*)
Judul : Anak Hiperaktif: Cara Cerdas Menghadapi Anak Hiperaktif dan Gangguan Konsentrasi
Penulis : Ferdinand Zaviera
Penerbit : Ar-Ruzz Media – Yogyakarta
Cetakan I : Juni 2007
Tebal : 184 halaman
Semua orang tua pasti menginginkan anaknya lahir dengan selamat dan normal, baik secara fisik, perilaku maupun mental. Namun, bagaimana jadinya jika pada kenyataannya bahwa anak mereka harus mengalami ketidaknormalan. Tidak mudah ketika orang tua harus berhadapan dengan kondisi anak yang seperti ini. Lazimnya seperti halnya gejala autis dan hiperaktif yang sering terjadi pada anak-anak.
Gejala autis dan hiperaktif adalah termasuk gangguan yang disebabkan oleh perkembangan otaknya yang tidak normal. Sehingga membuat pertumbuhan sang anak menjadi tidak biasa. Pada awalnya gangguan seperti ini tidak tampak pada usia batita, baru dapat dipastikan saat menjelang masuk sekolah atau di atas usia 4 atau 5 tahun.
Akan tetapi, tidak semua perhitungan umur seperti ini bisa dijadikan sebagai patokan yang pasti. Karena batasan usia terkena gangguan semacam ini memang bervariasi. Bisa jadi seorang anak justru mengalami gangguan ini pada usia batita. Oleh karena itu orang tua harus selalu waspada dalam menghadapi setiap perkembangan anaknya.
Untuk itu, sepatutnyalah orang tua memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gejala gangguan-gangguan yang rawan terjadi pada anak-anak tersebut. Berdasarkan yang demikian itu- sebelum hal-hal tersebut terlanjur terjadi- alangkah baiknya jika anda para orang tua untuk membekali diri salah satunya dengan membaca buku “Anak Hiperaktif; Cara Cerdas Menghadapi Anak Hiperaktif dan Gangguan Konsentrasi” karya Ferdinand Zaviera, pria keturunan Jawa-Inggris ini.
Setelah lulus dari salah satu Perguruan Tinggi yang ada di Yogyakarta tahun 2003, penulis belajar mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai pelatihan dan kemudian terjun ke dunia anak-anak. Kecintaannya kepada anak-anak mendorong dia untuk menulis buku ini. Ditambah beberapa naskah variatif lainnya yang masih tentang seputar dunia anak-anak.
Lewat buku ini orang tua akan diantarkan untuk dapat memahami dan mengerti bagaimana hiperaktif dan gangguan konsentrasi itu, serta bagaimana cara menghadapinya. Sehingga bila anaknya menampakkan gangguan seperti ini, orang tua bisa langsung tanggap dan memberikan langkah-langkah yang tepat dan benar.
Selama ini masih banyak orang tua yang tidak faham akan gejala-gejala gangguan tersebut. Sampai-sampai melakukan kesalahan dalam menilai perkembangan anak. Misalnya, terburu-buru melabeli (menjuluki) anaknya sebagai anak yang nakalyang suka bikin onar. Sikap yang keliru seperti inilah yang hanya akan menambah parah perkembangan jiwa dan juga bahkan fisiknya. Padahal, segala perilaku anak yang mengalami gangguan tersebut bukanlah keinginan sang anak. Tetapi karena memang ada gangguan pada saraf dan otaknya.
Sekilas memang sulit untuk membedakan mana anak yang termasuk mengalami gangguan, dan mana anak yang tidak termasuk mengalami gangguan. Pada dasarnya balita yang aktif adalah wajar, karena inilah usia di mana anak sedang giat-giatnya mengeksplorasi lingkungannya. “Dalam rentang usia itu balita berada dalam fase otonomi atau mencari rasa puas melalui aktivitas geraknya. Tapi lain halnya kalau ia terlalu aktif atau malah hiperaktif, maka tentu saja ini tidak wajar” tegas dr. Dwijo Saputro, psikiater anak dan pimpinan “SmartKid”, klinik perkembangan anak dan kesulitan belajar di Jakarta.
Tapi sekarang, dengan hadirnya buku “Anak Hiperaktif; Cara Cerdas Menghadapi Anak Hiperaktif dan Gangguan Konsentrasi” ini, orang tua tidak perlu cemas mengalami kesulitan lagi untuk mengenal anak hiperaktif sejak dini. Secara umum dapat diamati bahwa cirri-ciri anak hiperaktif adalah anak yang cenderung selalu mengganggu teman, tidak bisa diam, kemampuan akademik tidak optimal, kecerobohan dalam hubungan sosial, sikap melanggar tata tertib secara implusif, serta mengalami kesulitan konsentrasi dalam belajar. Kemungkinan cirri-ciri perilaku seperti ni akan mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa jika tidak segera diobati.
Gangguan hiperaktif ini secara luas di masyarakat dikenal sebagai turunan dari “Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD)”. Apabila gangguan ADHD/hiperaktif ini tidak diobati, maka pada akhirnya akan menimbulkan hambatan penyesuaian perilaku sosial dan kemampuan akademik di lingkungan rumah dan sekolah. Akibatnya perkembangan anak menjadi tidak tidak optimal dengan timbulnya gangguan perilaku dikemudian hari.
Untuk itu, buku ini sangat cocok dan penting untuk dijadikan sebagai buku panduan bagi orang tua agar dapat mengenali lebih dini gangguan-gangguan semacam itu. Karena pada dasarnya penanganan anak penderita hiperaktif (ADHD) dalam bentuk terapi perilaku atau obat tidak akan memberikan hasil yang maksimal jika tidak ditunjang oleh sikap kedua orang tuanya. Sikap kasih sayang dan perhatian yang cukup, serta mampu memahami kondisi si anak berdasarkan gangguan yang ia alami.
*) Qurroti A’yun,
Guru Al-Islam SD “Bertaraf Internasional” Bani Hasyim Singosari – Malang
Rabu, 24 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar