Rabu, 24 Februari 2010

Mengenal dan Membimbing Anak Hiperaktif

Apa sebenarnya yang disebut hiperaktif itu ? Gangguan hiperaktif sesungguhnya sudah dikenal sejak sekitar tahun 1900 di tengah dunia medis. Pada perkembangan selanjutnya mulai muncul istilah ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity disorder). Untuk dapat disebut memiliki gangguan hiperaktif, harus ada tiga gejala utama yang nampak dalam perilaku seorang anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsif.
Inatensi
Inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. Anak tidak mampu mempertahankan konsentrasinya terhadap sesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain.



Hiperaktif
Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. Duduk dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan. Ia akan bangkit dan berlari-lari, berjalan ke sana kemari, bahkan memanjat-manjat. Di samping itu, ia cenderung banyak bicara dan menimbulkan suara berisik.
Impulsif
Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan tersebut mendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa pertimbangan. Contoh nyata dari gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar. Anak tidak akan sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan. Anak akan menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan. Anak juga tidak bisa untuk menunggu giliran, seperti antri misalnya. Sisi lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Selain ketiga gejala di atas, untuk dapat diberikan diagnosis hiperaktif masih ada beberapa syarat lain. Gangguan di atas sudah menetap minimal 6 bulan, dan terjadi sebelum anak berusia 7 tahun. Gejala-gejala tersebut muncul setidaknya dalam 2 situasi, misalnya di rumah dan di sekolah.
Problem-problem yang biasa dialami oleh anak hiperaktif
Problem di sekolah
Anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik. Konsentrasi yang mudah terganggu membuat anak tidak dapat menyerap materi pelajaran secara keseluruhan. Rentang perhatian yang pendek membuat anak ingin cepat selesai bila mengerjakan tugas-tugas sekolah. Kecenderungan berbicara yang tinggi akan mengganggu anak dan teman yang diajak berbicara sehingga guru akan menyangka bahwa anak tidak memperhatikan pelajaran. Banyak dijumpai bahwa anak hiperaktif banyak mengalami kesulitan membaca, menulis, bahasa, dan matematika. Khusus untuk menulis, anak hiperaktif memiliki ketrampilan motorik halus yang secara umum tidak sebaik anak biasa
Problem di rumah
Dibandingkan dengan anak yang lain, anak hiperaktif biasanya lebih mudah cemas dan kecil hati. Selain itu, ia mudah mengalami gangguan psikosomatik (gangguan kesehatan yang disebabkan faktor psikologis) seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal ini berkaitan dengan rendahnya toleransi terhadap frustasi, sehingga bila mengalami kekecewaan, ia gampang emosional. Selain itu anak hiperaktif cenderung keras kepala dan mudah marah bila keinginannya tidak segera dipenuhi. Hambatan-hambatan tersbut membuat anak menjadi kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Anak dipandang nakal dan tidak jarang mengalami penolakan baik dari keluarga maupun teman-temannya. Karena sering dibuat jengkel, orang tua sering memperlakukan anak secara kurang hangat. Orang tua kemudian banyak mengontrol anak, penuh pengawasan, banyak mengkritik, bahkan memberi hukuman. Reaksi anakpun menolak dan berontak. Akibatnya terjadi ketegangan antara orang tua dengan anak. Baik anak maupun orang tua menjadi stress, dan situasi rumahpun menjadi kurang nyaman. Akibatnya anak menjadi lebih mudah frustrasi. Kegagalan bersosialisasi di mana-mana menumbuhkan konsep diri yang negatif. Anak akan merasa bahwa dirinya buruk, selalu gagal, tidak mampu, dan ditolak.
Problem berbicara
Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia banyak berbicara, namun sesungguhnya kurang efisien dalam berkomunikasi. Gangguan pemusatan perhatian membuat dia sulit melakukan komunikasi yang timbal balik. Anak hiperaktif cenderung sibuk dengan diri sendiri dan kurang mampu merespon lawan bicara secara tepat.
Problem fisik
Secara umum anak hiperaktif memiliki tingkat kesehatan fisik yang tidak sebaik anak lain. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan infeksi tenggorokan sering dijumpai. Pada saat tidur biasanya juga tidak setenang anak-anak lain. Banyak anak hiperaktif yang sulit tidur dan sering terbangun pada malam hari. Selain itu, tingginya tingkat aktivitas fisik anak juga beresiko tinggi untuk mengalami kecelakaan seperti terjatuh, terkilir, dan sebagainya.
Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak :
Faktor neurologik
Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distres fetal, persalinan dengan cara ekstraksi forcep, toksimia gravidarum atau eklamsia dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Di samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol juga meninggikan insiden hiperaktif
Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk memelihara proses konsentrasi
Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-prefrontal, daerah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan
Faktor toksik
Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet memilikipotensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di samping itu, kadar timah (lead) dalam serum darah anak yang meningkat, ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat hamil juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.
Faktor genetik
Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar.
Faktor psikososial dan lingkungan
Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru antara orang tua dengan anaknya.
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif :
Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas
Kenali kelebihan dan bakat anak
Membantu anak dalam bersosialisasi
Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif (misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib), memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak
Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya
Menerima keterbatasan anak
Membangkitkan rasa percaya diri anak
Dan bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya
Disamping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri dengan bimbingan orang tua. Contohnya dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat anak melanggarnya, orang tua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan orang tua sebelumnya.

Sumber : http://psikonseling.blogspot.com/2009/01/mengenal-dan-membimbing-anak-hiperaktif.html

Anak Hiperaktif

Sumber : http://www.sulastowo.com/2008/04/16/anak-hiperaktif/

Ada dua ketakutan kaum ibu menyangkut anaknya, autis dan hiperaktif. Jika anaknya terkena autis, ibu akan sangat gugup karena anaknya tak fokus, cenderung pendiam dan sulit beradaptasi. Jika hiperaktif malah gelisah karena anaknya susah dikendalikan. Padahal, rata-rata anak autis dan hiperaktif punya KECERDASAN yang LUAR BIASA.
Mengelola anak hiperaktif memang butuh kesabaran yang luar biasa, juga kesadaran untuk senantiasa tak merasa lelah, demi kebaikan si anak. Anak hiperaktif memang selalu bergerak, nakal, tak bisa berkosentrasi. Keinginannya harus segera dipenuhi. Mereka juga kadang impulsif atau melakukan sesuatu secara tiba-tiba tanpa dipikir lebih dahulu. Gangguan perilaku ini biasanya terjadi pada anak usia prasekolah dasar, atau sebelum mereka berusia 7 tahun.
Anda cemas dan gugup? Tentu, tapi jangan takut.
Kami punya resepnya.
Pertama, PERIKSALAH. Tak semua tingkah laku yang kelewatan dapat digolongkan sebagai hiperaktif. Karena itu, Anda perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktif. Yang harus Anda lakukan adalah mengonsultasikan persoalan yang diderita anaknya kepada ahli terapi psikologi anak. Ini penting karena gangguan hiperaktivitas bisa berpengaruh pada kesehatan mental dan fisik anak, serta kemampuannya dalam menyerap pelajaran dan bersosialisasi. Tujuannya untuk mendapatkan petunjuk dari orang yang tepat tentang apa saja yang bisa Anda lakukan di rumah. Selain itu juga berguna untuk menghapus rasa bersalah dan memperbaiki sikap Anda agar tak terlalu menuntut anak secara berlebihan. Di sini biasanya para ahli akan memberikan obat yang sesuai atau sebuah terapi.

Kedua, PAHAMILAH. Untuk bisa menangani anak hiperaktif, ada baiknya pula jika Anda dan anggota keluarga mengikuti support group dan parenting skill-training. Tujuannya agar bisa lebih memahami sikap dan perilaku anak, serta apa yang dibutuhkan anak, baik secara psikologis, kognitif (intelektual) maupun fisiologis. Jika si anak merasa bahwa orang tua dan anggota keluarga lain bisa mengerti keinginannya, perasaannya,
frustasinya, maka kondisi ini akan meningkatkan kemungkinan anak bisa tumbuh seperti layaknya orang-orang normal lainnya.

Ketiga, LATIH kefokusannya. Jangan tekan dia, terima keadaan itu. Perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas. Kalau anak tidak bisa diam di satu tempat, coba pegang kedua tangannya dengan lembut, kemudian ajaklah untuk duduk diam. Mintalah agar anak menatap mata Anda ketika berbicara atau diajak berbicara. Berilah arahan dengan nada yang lembuat, tanpa harus
membenatk. Arahan ini penting sekali untuk melatih anak disiplin dan berkonsentrasi pada satu pekerjaan. Anda harus konsisten. Jika meminta dia melakukan sesuatu, jangan berikandia ancaman tapi pengertian, yang membuatnya tahu kenapa Anda berharap dia melakukan itu.

Keempat, TELATENLAH. Jika dia telah “betah” untuk duduk lebih lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata dan tangan dengan cara menghubungkan titik-titik yang membentuk angka atau huruf. Latihan ini juga bertujuan untuk memperbaiki cara menulis angka yang tidak baik dan salah. Selanjutnya anak bisa diberi latihan menggambar bentuk sederhana dan mewarnai. Latihan ini sangat berguna untuk melatih motorik halusnya. Bisa pula mulai diberikan latihan berhitung dengan berbagai variasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mulailah dengan penjumlahan atau pengurangan dengan angka-angka dibawah 10. Setelah itu baru diperkenalkan konsep angka “0″ dengan benar.
Jika empat fase di atas telah dapat Anda lewati, bersyukurlah, pasti keaktifan anak Anda sudah dapat difokuskan untuk perkembangan jiwanya. Ini juga akan sangat membantu Anda dalam menjaganya. Dan kini, masukilah tahap berikutnya, bagaimana Anda harus “bekerjasama” dengan dia.

Kelima, BANGKITKAN kepercayaan dirinya. Jika mampu, ini juga bisa dipelajari, gunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif. Misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib atau berhasil melakukan sesuatu dengan benar, memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak. Tujuannya untuk meningkatkan rasa percaya diri anak.
Di samping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri dengan bimbingan orang tua. Misalnya, dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat anak melanggarnya, orangtua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan orang tua sebelumnya.
Dalam tahap ini, usahakan emosi Anda berada di titik stabil, sehingga dia tahu, penguat positif itu tidak datang atas kendali amarah. Ingat, anak hiperaktif rata-rata juga sangat sensitif.

Keenam, KENALI arah minatnya. jika dia bergerak terus, jangan panik, ikutkan saja, dan catat baik-baik, kemana sebenarnya tujuan dari keaktifan dia. Jangan dilarang semuanya, nanti dia prustasi. Yang paling penting adalah mengenali bakat atau kecenderungan perhatiannya secara dini.
Dengan begitu, Anda bisa memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya. Misalnya, mengikutkan anak pada klub sepakbola di bawah umur atau berenang, agar anak belajar bergaul dan disiplin. Anak juga belajar bersosial karena ia harus mengikuti tatacara kelompoknya.

Ketujuh, MINTA dia bicara. Ini sangat penting Anda terapkan. Ingat, anak hiperaktif cenderung susah berkomunikasi dan bersosialisai, sibuk dengan dirinya sendiri. Karena itu, bantulah anak dalam bersosialisasi agar ia mempelajari nilai-nilai apa saja yang dapat diterima kelompoknya. Misalnya melakukan aktivitas bersama, sehingga Anda bisa mengajarkan anak bagaimana bersosialisasi dengan teman dan lingkungan. Ini memang
butuh kesabaran dan kelembutan.
“Mengembangkan ketrampilan berkomunikasi si kecil memang butuh waktu. Terlebih dulu ia harus dilengkapi dengan sikap menghargai, tenggang rasa, saling memahami, dan berempati,” ujar Susan Barron, Ph.D, Direktur Pusat Perkembangan dan Pembelajaran Mount Sinai Medical Center di New York dalam salah satu artikelnya di majalah Child.
Terakhir, SIAP bahu-membahu. Jika dia telah mampu mengungkapkan pikirannya, Anda dapat segera membantunya mewujudkan apa yang dia inginkan. Jangan ragu. Bila perlu, bekerja samalah dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya. Mintalah guru tak perlu membentak, menganggap anak nakal, atau mengucilkan, karena akan berdampak lebih buruk bagi kesehatan mentalnya. Kerjasama ini juga penting karena anak sulit berkosentrasi dan menyerap pelajaran dengan baik. Dibutuhkan kesabaran dan bimbingan dari guru bagi anak hiperaktif.
Nah, itulah dasar-dasar pengelolaan jika anak Anda mengidap hiperaktif. Dia tak berbahaya, hanya butuh SENTUHAN dan PERHATIAN LEBIH. Jika itu dia dapatkan, anak Anda akan berubah jadi JENIUS yang bukan tak mungkin, akan mengubah dunia. (balitacerdas)

Terapi Energi untuk Anak Hiperaktif

1. Sikap hiperaktif seorang anak tidak bisa diambil kesimpulan dia seorang 'indigo child', sebab anak yang pendiam pun bisa masuk kategori indigo jika dia punya ciri-ciri energi dan karakter seorang indigo.

untuk dimasukkan dalam kategori indigo, banyak sekali hal-hal yang harus dipertimbangkan, seperti, umumnya seorang Indigo sulit diatur dan mengikuti peraturan baku, tetapi bukan berarti dia hanya seorang pembangkang yang negatif. Seorang anak Indigo jika dia menolak mengikuti satu atau dua peraturan, dia akan mampu menjelaskan kenapa dia berbuat itu.

Dia akan menjabarkan dengan rinci hal yang membuat dia menolak, dan biasanya dia akan memberi pandangannya sebagai alternatif dari hal yang ditolaknya. Dengan kata lain indigo mampu berpikir melebihi usianya dan mampu bersikap 'gentleman' atas perbuatannya. Jadi tidak benar seorang anak 'nakal' yang senang membangkang dan menyerang dikategorikan indigo.

2. Untuk mengatasi hiperaktif yang bersifat negatif, kita bisa memberi terapi warna dengan nuansa warna biru untuk bidang yang lebih luas dalam kelas atau tempat bermainnya. Misalkan tembok dan langit-langit atau karpet.

warna biru memberi dampak menetralisir energi fisik yang dipengaruhi energi warna merah yang berasal dari energi 'cakra dasar' (cakra diambil dari bahasa sanksekerta yang berarti pusat energi) yang mensuplai energi semangat pada seseorang untuk bergerak.

Pada bidang yang lebih sempit, bisa kita berikan energi dari warna kuning pucat atau cream. seperti pada taplak meja, daun pintu atau kursinya, energi warna ini diharapkan memberi 'semangat' pada hal yang memacu kecerdasan dan ketekunan untuk berpikir. Maka anak-anak tidak kehilangan semangat bergeraknya, tetapi juga terpacu untuk menggunakan otaknya untuk berkreativitas.


Sumber : http://lifestyle.okezone.com/konsultasi/read/2009/05/25/233/222734/terapi- energi-untuk-anak-hiperaktif

Bagaimana menangani anak hiperaktif yg bukan disebabkan kelainan spt AUTIS?

Berikut ini beberapa tips yang dapat Anda terapkan dalam usaha menghadapi anak hiperaktif.

1. Ajarkan disiplin pada anak hiperaktif, agar ia dapat mengatur dirinya dengan baik.
2. Jangan menghukumnya karena perilaku hiperaktif bukanlah kesalahan anak Anda.
3. Jangan sekali-kali melabel anak hiperaktif sebagai anak nakal, malas atau bodoh, karena akhirnya ia akan bersikap seperti yang dilabelkan padanya.
4. Keefektifan terapi berbeda-beda bagi tiap anak. Orangtua harus menentukan terapi yang terbaik bagi anak.
5. Yang terpenting berikan kasih sayang (bukan memanjakan) pada anak hiperaktif melebihi saudara lainnya. Alasannya, seberapa banyak kasih sayang yang ditumpahkan pada anak hiperaktif, tidak akan pernah bisa penuh.
6. Dalam mengajari anak Anda yang hiperaktif, jangan bosan untuk terus menerus mengulang hal-hal yang dengan cepat dapat dipelajari dan diingat oleh anak normal.
7. Di depan anak Anda tersebut, katakanlah pada orang lain kalau dia adalah anak yang baik, dan jangan mengomentari kesalahan- kesalahan yang pernah dilakukannya.
8. Secara konstan/terus menerus waspadalah terhadap segala tindakannya yang mungkin dapat membahayakan dirinya atau orang lain.
9. Perbanyak komunikasi dengan anak Anda. Jika pada anak normal kita cenderung berkomunikasi pada saat-saat tertentu, pada anak hiperaktif kita harus berkomunikasi "setiap satu menit sekali". 10. Salah satu


Sumber : http://tanyasaja.detik.com/pertanyaan/1362-anak-hiperaktif

Beda Anak Hiperaktif dan Superaktif

Kamis, 16 Juli 2009 | 12:46 WIB


1. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Ciri-ciri:
* Hiperaktivitas.
Anak tak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan perhatiannya pada hal lain. Ciri lainnya, tidak fokus bicara alias mengeluarkan saja apa yang ingin dikatakannya tanpa peduli apakah lawan bicara mengerti/tidak apa yang dibicarakannya. Anak juga cuek ketika ada yang memanggilnya.

* Anak sulit "diberi tahu".
Bila orangtua melarang atau memintanya melakukan sesuatu, ia cuek atau tetap melakukan apa yang ingin dilakukannya.

*Destruktif.
Anak suka merusak. Mainan tak digunakan sebagaimana mestinya, tapi bisa dibanting-banting hingga rusak.

* Impulsif.
Suka melakukan sesuatu tanpa tujuan yang jelas, sekadar menuruti keinginannya saja. Misal, ia ingin naik turun tangga dan itu dilakukan tanpa tujuan.

* Tak kenal lelah.
la bisa terus berlarian keliling rumah seharian meski orangtua sudah memintanya berhenti.

* Intelektualitas rendah.
Karena perhatiannya mudah teralihkan, dia hanya menerima informasi sepotong-sepotong. Akibatnya, apa yang diajarkan padanya tidak utuh diterima.

2. ADD (Attention Deficit Disorder)
Di Indonesia, kasus ADD tak sebanyak ADHD. Meski sama-sama mengalami gangguan pemusatan perhatian, tapi anak ADD tak disertai hiperaktivitas. Walaupun sedang duduk diam, anak sepertinya mendengarkan penjelasan yang diberikan padanya, tapi informasi itu hanya diterima sepotong-sepotong karena perhatiannya mudah teralihkan.

3. SUPERAKTIF
Ciri-ciri:
* Bisa tetap fokus.
Meski sekilas anak ini terus bergerak/ tak bisa diam, tapi dia tidak mengalami gangguan pemusatan perhatian. la tetap fokus dengan apa yang dikerjakannya saat itu. Bila diberikan mainan yang membutuhkan penyelesaian, seperti pasel, ia akan menyelesaikannya. Beda dengan anak hiperaktif, yang cepat bosan dan tak menyelesaikan permainannya.

* Konstruktif.
Tenaganya yang berlebih digunakan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan padanya. Setidaknya, ia akan berusaha untuk menyusun secara konstruktif permainan yang diberikan.

* Bisa merasa lelah.
Setelah lelah melakukan aktivitasnya, anak juga bisa capek. Biasanya kalau capek, ia akan berhenti dan istirahat/tidur.

* Intelektualitas lebih baik.

4. AKTIF
Ciri-cirinya hampir sama dengan anak superaktif, bedanya, tenaga anak aktif lebih sedikit.
Meski sama-sama terus bergerak, tapi anak aktif punya batasan yang hampir sama dengan anak normal. Umumnya cerdas, ia terus bergerak untuk mencari tahu hal-hal yang membuatnya penasaran. la bisa menyelesaikan dengan baik tugas yang diberikan. Pada beberapa bidang, umumnya juga lebih

Sumber :Tabloid Nakita Dibaca : 15957
Sent from Indosat BlackBerry

Mengenal Anak Hiperaktif Sejak Dini

Oleh: Qurroti A’yun*)

Judul : Anak Hiperaktif: Cara Cerdas Menghadapi Anak Hiperaktif dan Gangguan Konsentrasi
Penulis : Ferdinand Zaviera
Penerbit : Ar-Ruzz Media – Yogyakarta
Cetakan I : Juni 2007
Tebal : 184 halaman

Semua orang tua pasti menginginkan anaknya lahir dengan selamat dan normal, baik secara fisik, perilaku maupun mental. Namun, bagaimana jadinya jika pada kenyataannya bahwa anak mereka harus mengalami ketidaknormalan. Tidak mudah ketika orang tua harus berhadapan dengan kondisi anak yang seperti ini. Lazimnya seperti halnya gejala autis dan hiperaktif yang sering terjadi pada anak-anak.

Gejala autis dan hiperaktif adalah termasuk gangguan yang disebabkan oleh perkembangan otaknya yang tidak normal. Sehingga membuat pertumbuhan sang anak menjadi tidak biasa. Pada awalnya gangguan seperti ini tidak tampak pada usia batita, baru dapat dipastikan saat menjelang masuk sekolah atau di atas usia 4 atau 5 tahun.

Akan tetapi, tidak semua perhitungan umur seperti ini bisa dijadikan sebagai patokan yang pasti. Karena batasan usia terkena gangguan semacam ini memang bervariasi. Bisa jadi seorang anak justru mengalami gangguan ini pada usia batita. Oleh karena itu orang tua harus selalu waspada dalam menghadapi setiap perkembangan anaknya.

Untuk itu, sepatutnyalah orang tua memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gejala gangguan-gangguan yang rawan terjadi pada anak-anak tersebut. Berdasarkan yang demikian itu- sebelum hal-hal tersebut terlanjur terjadi- alangkah baiknya jika anda para orang tua untuk membekali diri salah satunya dengan membaca buku “Anak Hiperaktif; Cara Cerdas Menghadapi Anak Hiperaktif dan Gangguan Konsentrasi” karya Ferdinand Zaviera, pria keturunan Jawa-Inggris ini.

Setelah lulus dari salah satu Perguruan Tinggi yang ada di Yogyakarta tahun 2003, penulis belajar mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai pelatihan dan kemudian terjun ke dunia anak-anak. Kecintaannya kepada anak-anak mendorong dia untuk menulis buku ini. Ditambah beberapa naskah variatif lainnya yang masih tentang seputar dunia anak-anak.

Lewat buku ini orang tua akan diantarkan untuk dapat memahami dan mengerti bagaimana hiperaktif dan gangguan konsentrasi itu, serta bagaimana cara menghadapinya. Sehingga bila anaknya menampakkan gangguan seperti ini, orang tua bisa langsung tanggap dan memberikan langkah-langkah yang tepat dan benar.

Selama ini masih banyak orang tua yang tidak faham akan gejala-gejala gangguan tersebut. Sampai-sampai melakukan kesalahan dalam menilai perkembangan anak. Misalnya, terburu-buru melabeli (menjuluki) anaknya sebagai anak yang nakalyang suka bikin onar. Sikap yang keliru seperti inilah yang hanya akan menambah parah perkembangan jiwa dan juga bahkan fisiknya. Padahal, segala perilaku anak yang mengalami gangguan tersebut bukanlah keinginan sang anak. Tetapi karena memang ada gangguan pada saraf dan otaknya.

Sekilas memang sulit untuk membedakan mana anak yang termasuk mengalami gangguan, dan mana anak yang tidak termasuk mengalami gangguan. Pada dasarnya balita yang aktif adalah wajar, karena inilah usia di mana anak sedang giat-giatnya mengeksplorasi lingkungannya. “Dalam rentang usia itu balita berada dalam fase otonomi atau mencari rasa puas melalui aktivitas geraknya. Tapi lain halnya kalau ia terlalu aktif atau malah hiperaktif, maka tentu saja ini tidak wajar” tegas dr. Dwijo Saputro, psikiater anak dan pimpinan “SmartKid”, klinik perkembangan anak dan kesulitan belajar di Jakarta.

Tapi sekarang, dengan hadirnya buku “Anak Hiperaktif; Cara Cerdas Menghadapi Anak Hiperaktif dan Gangguan Konsentrasi” ini, orang tua tidak perlu cemas mengalami kesulitan lagi untuk mengenal anak hiperaktif sejak dini. Secara umum dapat diamati bahwa cirri-ciri anak hiperaktif adalah anak yang cenderung selalu mengganggu teman, tidak bisa diam, kemampuan akademik tidak optimal, kecerobohan dalam hubungan sosial, sikap melanggar tata tertib secara implusif, serta mengalami kesulitan konsentrasi dalam belajar. Kemungkinan cirri-ciri perilaku seperti ni akan mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa jika tidak segera diobati.

Gangguan hiperaktif ini secara luas di masyarakat dikenal sebagai turunan dari “Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD)”. Apabila gangguan ADHD/hiperaktif ini tidak diobati, maka pada akhirnya akan menimbulkan hambatan penyesuaian perilaku sosial dan kemampuan akademik di lingkungan rumah dan sekolah. Akibatnya perkembangan anak menjadi tidak tidak optimal dengan timbulnya gangguan perilaku dikemudian hari.

Untuk itu, buku ini sangat cocok dan penting untuk dijadikan sebagai buku panduan bagi orang tua agar dapat mengenali lebih dini gangguan-gangguan semacam itu. Karena pada dasarnya penanganan anak penderita hiperaktif (ADHD) dalam bentuk terapi perilaku atau obat tidak akan memberikan hasil yang maksimal jika tidak ditunjang oleh sikap kedua orang tuanya. Sikap kasih sayang dan perhatian yang cukup, serta mampu memahami kondisi si anak berdasarkan gangguan yang ia alami.
*) Qurroti A’yun,
Guru Al-Islam SD “Bertaraf Internasional” Bani Hasyim Singosari – Malang

Tip Mengatasi Anak Hiperaktif

Penulis : Yulia Permata Sari


BINGUNG menghadapi anak yang hiperaktif? Jika buah hati termasuk salah seorang bocah yang hobi menandak-nandak ke sana ke mari seakan tak pernah lelah dan memiliki kesulitan dalam memfokuskan diri, ada baiknya jika Anda mulai memerhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam perut mungilnya.

Berdasarkan penelitian para ahli, makanan dengan kandungan gula atau karbohidrat sulingan berkadar tinggi, seperti nasi putih atau berbagai produk olahan tepung, dapat membuat kadar gula darah anjlok sehingga memengaruhi mood. Jenis makanan tersebut memicu pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol, yang menimbulkan perasaan gelisah,

Selain itu, berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan dalam The Lancet, Pediatrics, dan Journal of Pediatrics, zat penambah rasa serta pewarna dan pemanis buatan dalam makanan bisa mendorong nervous system menjadi terlampau aktif. Oleh karena itu, sebaiknya jauhkan sang buah hati dari makanan instan atau frozen food yang banyak mengandung senyawa tersebut.

Sebaliknya, beberapa jenis makanan lain yang mengandung kalsium dan magnesium, seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian dapat membuat anak menjadi lebih tenang. Berikut ini adalah beberapa pilihan makanan yang sebaiknya disuguhkan untuk diet bagi anak hiperaktif:
•Potongan sayuran segar, seperti wortel, batang seledri, brokoli, dan kembang kol yang disajikan bersama salad dressing rendah lemak atau saus salsa.
•Yogurt rendah lemak atau keju rendah lemak tanpa perasa/pemanis, disajikan dengan tambahan buah yang dihaluskan/jus.
•Kacang-kacangan atau biji-bijian seperti almond, kacang mende, kenari, kacang tanah, kuaci biji bunga matahari atau labu, dan lain-lain.
•Semangkuk buah-buahan segar/beku/dikeringkan.
•Whole grain cracker, dengan peanut butter atau almond nut butter.
•Sereal sehat yang disajikan kering, bisa juga ditambahi susu skim/rendah lemak. Pastikan Anda memberikan sedikitnya 3 gram serat persajian.




Sumber http://www.mediaindonesia.com/mediaperempuan/read/2009/07/12/1852/7/Tip-Mengatasi-Anak-Hiperaktif

ADHD, Kenali Gejalanya sejak Dini

ANAK Anda sulit fokus saat belajar? Bisa jadi buah hati Anda terkena ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Sebab itu, kenali gejalanya sejak dini.

ADHD merupakan suatu gangguan perilaku yang ditandai dengan kurangnya perhatian(inattentiveness), aktivitas berlebihan (overactivity) dan perilaku impulsif (impulsivity) yang tidak sesuai dengan umumnya.

Dr dr Dwidjo Saputro SpKJ (K) mengatakan, ADHD merupakan kelainan psikiatrik dan perilaku yang paling sering ditemukan pada anak. ADHD dapat berlanjut sampai masa remaja, bahkan dewasa. Pada anak usia sekolah, ADHD berupa gangguan akademik dan interaksi sosial dengan teman. Sementara pada anak dan remaja dan dewasa juga menimbulkan masalah yang serius.

Kurangnya perhatian adalah salah satu gejala ADHD. Biasanya anak selalu gagal memberi perhatian yang cukup terhadap detail. Atau anak selalu membuat kesalahan karena ceroboh saat mengerjakan pekerjaan sekolah, bekerja atau aktivitas lain. Sering sulit mempertahankan pemusatan perhatian saat bermain atau bekerja. Sering seperti tidak mendengarkan bila diajak bicara. Dan atau pelupa dalam aktivitas sehari-hari.

Gejala kedua yang harus diwaspadai adalah hiperaktivitas yang menetap selama 6 bulan atau lebih dengan derajat berat dan tidak sesuai dengan umur perkembangan. Gejala hiperaktivitas itu di antaranya anak sering bermain jari atau tidak dapat duduk diam. Ia sering kali meninggalkan kursi di sekolah atau situasi lain yang memerlukan duduk di kursi. Anak juga sering lari dan memanjat berlebihan di situasi yang tidak tepat, selalu bergerak seperti didorong motor.

Sedangkan pada gejala implusivitas, misalnya sering menjawab sebelum pertanyaan selesai ditanyakan, sering sulit menunggu giliran, dan sering menginterupsi atau mengganggu anak lain, misalnya menyela suatu percakapan.

"Anak ADHD sering dianggap anak nakal, malas, ceroboh, dan lain-lain. Padahal terapi yang tepat akan menghilangkan gejala pada anak ADH," kata ahli kejiwaan yang juga pendiri dari Smart Kids Clinic-klinik Perkembangan Anak dan Kesulitan Belajar ini. Biasanya gejala hiperaktif-impulsif mulai terlihat sebelum umur 7 tahun. Gejala terjadi di dua situasi berbeda atau lebih, misal di sekolah dan di rumah.

Selain itu gejala bukan merupakan bagian gangguan perkembangan pervasif (autisme), schizophrenia, atau gangguan jiwa berat lain, dan bukan disebabkan gangguan mood, kecemasan atau ansietas, gangguan disosiasi atau gangguan kepribadian. "Orang tua harus hati-hati dalam menentukan apakah anak ADHD atau tidak," ucap dokter yang kemudian mengambil spesialisasi di FKUI itu.

Untuk menegakkan diagnosis, diperlukan kombinasi keterangan mengenai riwayat penyakit, pemeriksaan medis, dan observasi terhadap perilaku anak. Keterangan ini sebaiknya diperoleh dari orang tua, guru, dan anak sendiri.

Observasi bisa dilakukan pada saat anak melakukan pekerjaan terstruktur di kelas, atau saat anak sedang bermain bebas bersama anak lain. Walaupun ADHD seharusnya muncul di setiap situasi, gejala mungkin tidak jelas bila penderita sedang melakukan aktivitas yang disukainya, sedang mendapat perhatian khusus atau berada dalam situasi yang memberi penghargaan pada tingkah laku yang normal. Dengan demikian, pengawasan selintas di kamar praktik sering gagal untuk menentukan ADHD.

Sementara dokter yang juga merupakan pakar autis, Dr Hardiono Pusponegoro SpA (K) menuturkan bahwa sebenarnya jumlah penderita penyakit ini tidak meningkat. "Penyakit yang sering disertai dengan gangguan psikiatri lain ini bukan meningkat, tetapi semakin banyak orang yang tahu tentang penyakit ini," ucap dokter dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tersebut.

Bila dikelola dengan baik, ADHD bisa dicegah. Namun, bila tidak ditangani secara dini, kasus ADHD dapat menjadi pemicu pengguna awal minuman beralkohol, rokok, dan narkoba pada usia muda.(Koran SI/Koran SI/tty)

Sumber : http://www.autis.info/index.php/artikel-makalah/artikel/159-adhd-kenali-gejalanya-sejak-dini

Definisi ADHD

ADHD merupakan istilah guna menggambarkan rata – rata kondisi anak atau rata- rata intelegensi anak yang mengalami gangguan pada pemusatan perhatian, impulsif, dan hiperaktif. (Reed, 1991).
Atttention Defisit Hyperactivity Disorder merupakan gangguan rentang atensi pendek, perilaku impulsive (nakal atau merusak) dan kesulitan dalam berkonsentrasi (Jones, 1994).

ADHD merupakan gangguan metabolisme di anterior kiri lobus frontal, dimana menunjukkan kinerja lugas dan lamban, berubah- ubah bervariasi yang disebabkan adanya diensefalik, reticular activating system yang hipoaktif, disfungsi limbic, di lobus frontal sentral lesi di daerah kaudatus. Lobus pariental di septu median (Lumbantobing, 2001).

ADHD merupakan gangguan perilaku yang disebabkan oleh disfungsi neurobiologi dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian, interaktif dan impulsive (DSM IV, American Psychiatric Association, 1994).

Etiologi
Penyebab kondisi ADHD dapat berhubungan dengan impairment ringan pada sistem saraf pusat yang terjadi pada masa prenatal, genetik dan psikososial (Reed, 1991).
ADHD kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu gangguan biokimia otak, kesehatan ibu yang buruk saat hamil, ibu hamil di bawah 20 tahun, loxemia, eclamsia ( koma atau kejang karena tekanan darah tinggi), fatal disstress (stress pada bayi saat lahir ), head injuri dan lead possioning ( Betty B Osman, 2002).
ADHD juga dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan, retardasi pertumbuhan intra uterin, berat badan pada waktu lahir yang sangat rendah dan afiksia perinatal merupakan faktor yang ada diikuti oleh ADHD. Termasuk hiperaktivitas, intoksikasi timbal yang kronis dapat menyebabkan masalah atensi dan bahasa (Lumbantobing, 2001).

Gambaran Klinis
Anak dengan kondisi ADHD tidak mampu memusatkan pikiran dan perhatiannya selama jangka waktu yang cukup lama, anak tidak mampu berkonsentrasi, perhatiannya mudah dialihkan, rentang waktu pemusatan perhatian singkat. Penderita ADHD tidak memperhatikan hal yang rinci, ia sering membuat kesalahan karena tidak berhati- hati dengan pekerjaanya, sering berantakan dan dilakukan secara sembarangan, tidak berfikir dengan baik, sering berpindah-pindah dari kegiatan satu ke kegiatan yang lain sebelum menyelesaikan kegiatan yang dikerjakan. Tugas yang membuat perhatian mental terus menerus dirasakan tidak menyenangkan, tidak mengikuti rincian aturan permainan atau kegiatan dan kesulitan koordinasi motorik halus (Lumbantobing, 2001).

Kriteria penandaan ADHD meliputi simptom yang berkaitan dengan kurang mampu memperhatikan dan hiperaktif kompulsif. Seperti halnya lemah belajar. ADHD dianggap punya dasar neurofisiologikal namun tidak sama dengan lemah belajar, ADHD mencerminkan mampu untuk memfokuskan dan mempertahankan perhatian secara selektif.
Untuk mempertimbangkan sebagai ADHD, simptomnya harus tampak sebelum berusia 7 tahun, bertahan selama paling sedikit 6 bulan, dan jadi tidak konsisten dengan tingkat pertumbuhan seorang anak, simptom itu juga harus bisa diobservasi paling sedikit di dua tempat (misalnya di rumah dan di sekolah) dengan bukti kelemahan mencolok dalam hal fungsi pekerjaan, akademik atau sosial. Yang terakhir simptom itu tidak lebih disebabkan oleh gangguan mental (Betty & Osman, 2002)


Sumber : http://Reed, K. L. (1991). Quick reference to Occupationa Theraph ...

BOLA TERAPI LATIHAN KOORDINASI OTAK DENGAN METODE BRAIN GYM BAGI ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT HIPERACTIVITY DISORDER)

Undergraduate Theses from JBPTITBPP / 2008-06-16 10:39:44
Oleh : AFINI DWINASTARY (NIM 17503021), Central Library Institute Technology Bandung


ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hiperactivity Disorder. Merupakan salah satu gangguan dari kelainan otak disertai hiperaktifitas. ADHD dapat terdeteksi dari umur 3-7 tahun. Deteksinya dilakukan secara intensif karena terjadi tumpang tindih antar gejala yang terlihat. Pada dasarnya anak ADHD terlihat normal, tidak ada kelainan fisik padanya. Berbeda dengan autis, anak ADHD dapat disembuhkan. Melalui rehabilitasi medis (terapi), pengobatan medis, kemudian penyembuhan alternatif seperti balur, Brain Gym, olahraga ataupun bermain musik. Saat ini banyak yayasan dan sekolah khusus dibangun pemerintah sebagai wadah pendidikan serta tempat penyedia sarana terapi bagi anak-anak yang mengalami ADHD. Anak ADHD mengalami kesulitan untuk fokus dan berlaku berlebihan (hiperaktif) yang dapat mengganggu teman-temannya. Melihat dari permasalahan tersebut, maka pada proyek tugas akhir ini, penulis ingin memberikan solusi dalam penyembuhan anak ADHD melalui metode Brain Gym yang dipercaya dapat memberikan efek baik kepada anak ADHD. Metode yang digunakan dari Brain Gym adalah metode untuk latihan koordinasi otak. Latihan koordinasi otak ini ditujukan untuk melatih fokus anak ADHD. Latihan koordinasi ini terdiri dari kegiatan menjaga keseimbangan ("the rocker"), gerak silang ("cross crawl"), dan gerak mendorong ("calf pump"). Namun, Brain Gym saat ini dilakukan tanpa menggunakan alat. Sulit sekali mengajak anak ADHD melakukan Brain Gym karena mereka tidak mau diam dan sulit mengikuti gerakan instruktur dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan sesuatu yang dapat menarik perhatian anak ADHD agar mereka mau melakukan Brain Gym. Dalam proyek tugas akhir ini, penulis membuat produk yang secara tidak langsung dapat membuat anak berlatih koordinasi yang secara garis besar diterapkan melalui metode Brain Gym. Produk juga memiliki fungsi untuk relaksasi. Relaksasi memang bermanfaat untuk mengatasi hiperaktifitas anak ADHD. Biasanya relaksasi pada anak ADHD dilakukan dengan cara memijat anak ADHD yang posisi tubuhnya tengkurap pada sebuah bola besar. Hal ini menjadi analisa yang dapat mempengaruhi bentuk produk.

Pengertian ADHD

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) merupakan gangguan kesehatan jiwa yang sering terjadi pada anak. Anak ADHD sulit mempertahankan atensi (inatentive), hiperaktif, dan impulsif- sering pula mengganggu kawan-kawan.
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) merupakan gangguan kesehatan jiwa yang sering terjadi pada anak. Anak ADHD sulit mempertahankan atensi (inatentive), hiperaktif, dan impulsif- sering pula mengganggu kawan-kawan.
ADHD tidak hanya terdapat pada anak, tetapi juga pada remaja dan orang dewasa, karena dalam banyak kasus kelainan ini menetap.
Orang inatentive, mudah beralih perhatian, tidak detail, sering kehilangan atau melupakan sesuatu, kurang sadar mengenai apa yang terjadi di sekitarnya.
Orang hiperaktif tidak sanggup duduk diam, bicara tanpa henti, merasa tidak tenang, sulit menunggu.
Orang impulsif tidak berpikir sebelum bertindak, mengeluarkan komentar yang tidak tepat, menyela orang lain yang sedang bicara, atau berlari ke jalanan tanpa melihat sekelilingnya.
Penderita ADHD menunjukkan berbagai perilaku yang khas. Perilaku ini hampir selalu tampil sebelum umur tujuh tahun, menetap untuk waktu yang lama. Untuk memastikan diagnosis ADHD, perilaku yang menyimpang itu harus terjadi pada berbagai keadaan, bukan hanya respons sesaat.
Penyebab ADHD yang tepat belum diketahui dengan jelas, sering dianggap \'disfungsi otak minimal\', karena percaya ada kerusakan ringan pada otak. Mereka menemukan bahwa struktur yang menghubungkan kedua belahan otak dan daerah yang mengendalikan ingatan (memori) serta emosi berukuran lebih kecil pada penderita ADHD.
Apabila ada anak ADHD di kelasnya, guru seharusnya memberi tempat duduk berdekatan dengannya. Anak harus mendapatkan perhatian pribadi, dia harus dijauhkan dari setiap hal yang dapat mengalihkan perhatiannya.
Tugas pada anak harus dibagi menjadi sejumlah tahap kecil tanpa diberi batas waktu yang ketat, dan harus divariasi agar perhatian anak terjaga.
Apabila perilakunya membaik, beri tahu anak itu disertai dengan reward untuk meningkatkan harga dirinya. Pada saat ini ada beberapa obat yang dapat membantu ADHD


2008-07-25 14:14:46
Oleh: Yul Iskandar
Psikiater

Cara Cepat Membedakan ADHD dan Autisme?

Bagaimana diagnosis ADHD pada seseorang dapat ditegakkan? Karena diagnosis ADHD itu harus kerjasama teamwork pedagodik, medis, psikolog, ortu, dll. Secara diagnosis antardisiplin ilmu untuk seseorang terkadang ada perbedaan (dari dokter anak dinyatakan ADHD, namun kenyataan di lapangan anak berkecenderungan autisme). So, what is the best solution? Apa sih, bedanya ADHD dengan autisme?

Penegakan diagnosis ADHD dan autisme memang sering membingungkan orangtua, pendidik, bahkan para ahli/peneliti. Meskipun ada banyak versi dan referensi yang membahas tentang keduanya, kami bahas sebagian saja yang dianggap praktis dan up-to-date.
Mari kita mulai dari ADHD terlebih dahulu, setelah itu kami bahas tentang autisme.
Kepanjangan ADHD
Attention Deficit Hyperactivity Disorder.
Pengertian
Gangguan perkembangan mental (developmental disorder) yang ditandai dengan adanya gangguan pemusatan perhatian dan tingkah laku yang hiperaktif.
Etiologi (Penyebab)
1. Faktor lingkungan/psikososial, seperti:
a. Konflik keluarga.
b. Sosial ekonomi keluarga yang tidak memadai.
c. Jumlah keluarga yang terlalu besar.
d. Orang tua terkena kasus kriminal.
e. Orang tua dengan gangguan jiwa (psikopat).
f. Anak yang diasuh di penitipan anak.
g. Riwayat kehamilan dengan eklampsia, perdarahan antepartum, fetal distress, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, ibu merokok saat hamil, dan alkohol.

2. Faktor genetik
Terdapat mutasi gen pengkode neurotransmiter dan reseptor dopamin (D2 dan D4) pada kromosom 11p.

3. Gangguan otak dan metabolisme
a. Trauma lahir atau hipoksia yang berdampak injury pada lobus frontalis di otak.
b. Pengurangan volume serebrum.
c. Gangguan fungsi astrosit dalam pembentukan dan penyediaan laktat serta gangguan fungsi oligodendrosit.

Gambaran Klinis
1. Gangguan pemusatan perhatian (inattention)
a. Jarang menyelesaikan perintah sampai tuntas.
b. Mainan, dll sering tertinggal.
c. Sering membuat kesalahan.
d. Mudah beralih perhatian (terutama oleh rangsang suara).
e. Sulit menyelesaikan tugas atau pekerjaan sekolah.
2. Hiperaktivitas
a. Banyak bicara.
b. Tidak dapat tenang/diam, mempunyai kebutuhan untuk selalu bergerak.
c. Sering membuat gaduh suasana.
d. Selalu memegang apa yang dilihat.
e. Sulit untuk duduk diam.
f. Lebih gelisah dan impulsif dibandingkan dengan mereka yang seusia.
3. Impulsivity
a. Sering mengambil mainan teman dengan paksa.
b. Tidak sabaran.
c. Reaktif.
d. Sering bertindak tanpa dipikir dahulu.
4. Sikap menentang
a. Sering melanggar peraturan.
b. Bermasalah dengan orang-orang yang memiliki otoritas.
c. Lebih mudah merasa terganggu, mudah marah (dibandingkan dengan mereka yang seusia).
5. Cemas
a. Banyak mengalami rasa khawatir dan takut.
b. Cenderung emosional.
c. Sangat sensitif terhadap kritikan.
d. Mengalami kecemasan pada situasi yang baru atau yang tidak familiar.
e. Terlihat sangat pemalu dan menarik diri.

6. Problem sosial
a. Hanya memiliki sedikit teman.
b. Sering memiliki rasa rendah diri dan tidak percaya diri.
Gambaran klinis di atas senada dengan rekomendasi dari AMERICAN ACADEMY OF PEDIATRICS (2000) tentang ADHD adalah sbb:
* Pada anak berusia 6-12 tahun dengan:
1. inattention,
2. hyperactivity,
3. impulsivity,
4. academic underachievement,
5. behavior problems,
Maka dokter sebaiknya menyiapkan evaluasi untuk ADHD.
Sekadar tambahan, pada sebagian anak yang mengalami gangguan perilaku, terdapat komorbid atau tumpang tindih dengan gangguan lainnya (Desvi Yanti, 2005)
Komorbiditas biasanya juga terjadi dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders). Szatmari, Offord, dan Boyle (dalam Grainger 2003) menyebutkan sebanyak 20-40% anak penderita ADHD juga didiagnosis mengalami gangguan perilaku. Sejalan hal ini, Stewart, Cummings, Singer, dan DeBlois (dalam Grainger, 2003) menemukan bahwa 3 dari 4 anak dengan gangguan perilaku agresif ternyata juga hiperaktif, dan 2 dari 3 anak hiperaktif juga mengalami gangguan perilaku.
Secara akademis, anak yang mengalami masalah dengan perilaku biasanya mengalami kesulitan untuk dididik di lingkungan kelas yang “tradisional” sehingga prestasi akademiknya rendah dan mereka seringkali didiagnosis mengalami kesulitan belajar. Riset juga menunjukkan gangguan perilaku berhubungan dengan tingkat membolos dan drop out (DO) dari sekolah (Jimerson, et.al., 2002).
Riwayat yang Diduga ADHD:
1. Masa baby – infant
- Anak serba sulit
- Menjengkelkan
- Serakah
- Sulit tenang
- Sulit tidur
- Tidak ada nafsu makan
2. Masa prasekolah
- Terlalu aktif
- Keras kepala
- Tidak pernah merasa puas
- Suka menjengkelkan
- Tidak bisa diam
- Sulit beradaptasi dengan lingkungan
3. Usia sekolah
- Sulit berkonsentrasi
- Sulit memfokuskan perhatian
- Impulsif
4. Adolescent
- Tidak dapat tenang
- Sulit untuk berkonsentrasi dan mengingat
- Tidak konsisten dalam sikap dan penampilan
Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
a. Methylphenidate
b. Amphetamine
c. Atomoxetine
d. Pemoline
e. Nortriptyline
2. Terapi behaviour
Terapi cognitive behaviour untruk membantu anak dengan ADHD untuk beradaptasi skill dan memperbaiki kemampuan untuk memecahkan masalah.
3. Kombinasi 1 dan 2
4. Rutin komunitas care
Sekarang mari kita lanjutkan pembahasan tentang autisme.
Menurut Adriana S. Ginanjar (2008) di dalam presentasi “Penanganan Terpadu Bagi Anak Autis”:
* Autisme pertama kali diteliti oleh Leo Kanner (1943) yang mengamati 11 anak dengan ciri-ciri khusus. Disimpulkan bahwa terdapat 2 ciri penting anak autis adalah:
1. Extreme aloness
2. Keinginan untuk mempertahankan kesamaan.
* Berdasarkan DSM-IV-TR (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder) autis merupakan salah satu Pervasive Developmental Disorder.

* Tiga ciri utama autisme:
1. Gangguan interaksi sosial,
2. Gangguan komunikasi,
3. Pola tingkah laku/minat yang repetitif dan stereotip.
Gejala di atas telah muncul sebelum anak berusia 3 tahun.

Berikut ini penjelasannya:
1. Gangguan Interaksi Sosial
• Gangguan yang jelas pada perilaku non-verbal (kontak mata terbatas, ekspresi wajah datar, tidak menoleh jika dipanggil).
• Tidak mau bermain dengan teman sebaya dengan cara yang sesuai (wajar).
• Tidak mau (enggan) berbagi minat dengan orang lain.
• Kurang mampu melakukan interaksi sosial timbal-balik.
2. Gangguan Komunikasi
• Terlambat bicara atau tidak bisa bicara tanpa kompensasi penggunaan gesture (isyarat, gerak-bahasa tubuh).
• Mereka yang bisa bicara biasanya tidak dapat memulai dan mempertahankan percakapan.
• Penggunaan bahasa yang berulang, stereotipik atau tidak dapat dimengerti
3. Perilaku dan Minat yang Terbatas
•Minat yang terbatas dan abnormal dalam intensitas dan fokus.
• Terikat secara kaku pada ritual yang kelihatannya tidak memiliki fungsi khusus.
• Gerakan yang stereotipik dan berulang (flapping, gerakan jari-jari, bertepuk tangan, menyentuh benda-benda, rocking)
• Preokupasi pada bagian dari benda.
Demikian penjelasan kami. Semoga bermanfaat. Jika ada hal lebih lanjut yang ingin diketahui/ditanyakan, silakan berkonsultasi dengan dokter spesialis anak, dokter psikiater anak, dokter, atau psikolog terdekat di kota Anda.
The last but not least, mutiara kata berikut ini perlu kita renungkan bersama:
Learning without thinking is useless, thinking without learning is dangerous.
Belajar tanpa berpikir tiada guna. Berpikir tanpa belajar adalah berbahaya.
(Confucius, 551-478 SM)


Dr. Dito Anurogo
Penemu Hematopsikiatri
Konsultan Kesehatan di www.netsains.com
http://netsains.com/2010/01/cara-cepat-membedakan-adhd-dan-autisme/

Bagaimana saya tahu jika saya, anak saya, pasangan atau relatif telah ADHD?

ADHD tidak dapat didiagnosis secara fisik, yaitu dengan tes darah, tes urine, otak scan atau memeriksa fisik. Seperti kebanyakan anak mengalami masalah dengan pengendalian diri pula, diagnosa yang tepat bisa sangat menantang.
Sebuah diagnosis ADHD harus dilakukan oleh seorang spesialis - biasanya seorang psikiater, psikolog atau dokter anak. Spesialis akan mengamati anak dan mengenali pola-pola perilaku. Data mengenai perilaku anak di rumah dan di sekolah juga akan dipelajari. Hanya seorang spesialis akan mampu mendeteksi secara akurat apakah masalah-masalah lain dan / atau kondisi yang menyebabkan seperti perilaku ADHD-karakteristik.
Link menarik
Kriteria diagnostik untuk ADHD (ADHD Information Services)

Jika Anda tidak tahu bagaimana untuk menemukan spesialis, tanyakan dokter Anda.
Kapan ADHD mulai? Berapa lama ADHD terakhir?
Menurut ADHD Selandia Baru Online Support Group, awal ADHD biasanya terjadi sebelum orang tersebut 7 tahun. Sekitar 75% dari penderita ADHD, gejala berlanjut sampai dewasa. Namun, tingkat hiperaktivitas cenderung menurun sebagai orang semakin tua.

Adult ADHD
Tidak sampai tahun 1970-an bahwa para peneliti mulai menyadari bahwa apa yang sekarang kita kenal sebagai ADHD tidak selalu pergi selama seseorang remaja. Itu selama dekade itu juga menyadari bahwa beberapa gejala ADHD teridentifikasi dalam orang tua dari anak-anak menjalani perawatan ADHD. ADHD Pada tahun 1978 secara resmi diakui sebagai suatu kondisi yang juga menimpa orang dewasa, dan istilah Adult ADD mulai - yang "H" dari ADHD dijatuhkan karena tampaknya orang-orang dewasa tidak seperti hiperaktif sebagai anak-anak.
Menurut uspharmacist.com, sekitar 8 juta orang dewasa di Amerika menderita ADHD. Dewasa dengan ADHD yang tidak diobati akan cenderung memiliki gaya hidup yang kacau - mereka mungkin tampak lebih teratur dibandingkan dengan orang yang tidak menderita ADHD. Healthcare professionals percaya ada jutaan orang dewasa yang menderita ADHD tetapi tidak tahu dan tetap tidak diobati. Penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa dengan ADHD manfaat besar dari kombinasi terapi obat dan perilaku.

SUMBER:
• Royal College of Psikiater (Inggris)
• ADHD Information Services (UK)
• Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (AS)
• ADHD.ORG.NZ (Selandia Baru)

http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.medicalnewstoday.com

Apa tanda-tanda umum pada anak-anak ADHD?

Apa tanda-tanda umum pada anak-anak ADHD?
• anak gelisah, terlalu aktif, gelisah
• anak terus berceloteh
• anak secara terus-menerus mengganggu orang
• anak tidak bisa berkonsentrasi lama pada tugas-tugas khusus
• anak pelengah
• anak merasa sulit untuk menunggu-nya / gilirannya bermain, percakapan atau berdiri di baris (antrian).

Tanda-tanda di atas dapat diamati pada anak-anak sering dan biasanya tidak berarti anak ADHD. Ini adalah ketika tanda-tanda ini menjadi jauh lebih menonjol pada satu anak, dibandingkan dengan anak-anak lain pada usia yang sama, dan ketika ia / nya perilakunya merusak / sekolahnya dan kehidupan sosial, bahwa anak mungkin menderita ADHD.

Apa penyebab ADHD?
Kami tidak yakin. Studi menunjukkan bahwa risiko seseorang berkembang ADHD adalah lebih tinggi jika saudara dekat juga mempunyai / memilikinya. Kembar penelitian telah menunjukkan bahwa ADHD sangat diwariskan. Kita juga tahu bahwa ADHD jauh lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Umumnya komunitas ilmiah setuju bahwa ADHD adalah biologis di alam. Banyak ilmuwan terkemuka percaya ADHD adalah hasil dari ketidakseimbangan kimia dalam otak.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa makanan tambahan, khususnya beberapa pewarna, mungkin berdampak pada perilaku ADHD. Pada bulan Juli 2008, Uni Eropa memutuskan bahwa pewarna makanan sintetis (disebut azo dyes) harus diberi label tidak hanya dengan nomor E yang relevan, tetapi juga dengan kata-kata "mungkin memiliki efek buruk pada aktivitas dan perhatian pada anak-anak".
Sebuah 1984 Benton dan penelitian oleh tim, menunjukkan bahwa gula tidak berpengaruh pada perilaku. Sebuah penelitian pada tahun 1986 oleh Milich dan Pelham, dan lain dengan Wolraich dan tim pada tahun 1985, juga tidak menemukan hubungan antara sukrosa (gula) dan dampak perilaku anak-anak dengan ADHD. Namun, sebagian besar gula yang ditemukan dalam makanan manis dan gula-gula (permen) yang dikonsumsi oleh anak-anak adalah jagung sirup dan sirup jagung fruktosa tinggi - gula ini tidak digunakan dalam salah satu penelitian yang disebutkan di atas.
Link menarik
Kemungkinan penyebab ADHD (ADHD Selandia Baru Online Support Group)

Sumber : SUMBER:
• Royal College of Psikiater (Inggris)
• ADHD Information Services (UK)
• Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (AS)
• ADHD.ORG.NZ (Selandia Baru)

Apa ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)?

Ahli kesehatan mengatakan bahwa ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) adalah gangguan perilaku yang paling umum yang dimulai selama masa kanak-kanak. Namun, tidak hanya mempengaruhi anak-anak - orang dari segala usia dapat menderita ADHD. Psikiater mengatakan ADHD merupakan gangguan perkembangan neurobehavioral.
Seorang individu dengan ADHD menemukan jauh lebih sulit untuk fokus pada sesuatu tanpa merasa terganggu. Dia memiliki kesulitan yang lebih besar dalam mengendalikan apa yang dia lakukan atau katakan dan kurang mampu mengendalikan berapa banyak aktivitas fisik yang sesuai untuk situasi tertentu dibandingkan dengan orang tanpa ADHD. Dengan kata lain, orang dengan ADHD jauh lebih impulsif dan gelisah.
Profesional perawatan kesehatan mungkin menggunakan salah satu istilah berikut ketika menggambarkan seorang anak (atau orang tua) yang terlalu aktif dan memiliki kesulitan berkonsentrasi - defisit perhatian, attention deficit hyperactivity disorder, hyperkinetic disorder, hiperaktif.
Amerika Utara biasanya menggunakan istilah ADD (attention deficit disorder) atau ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Di Inggris hyperkinetic disorder adalah istilah resmi - namun, ADD dan ADHD telah menjadi banyak digunakan.

ADHD pada anak-anak benar-benar berbeda dari masa kanak-kanak normal riuh gembira dan perilaku. Banyak anak-anak, terutama yang sangat muda, yang lalai dan gelisah tanpa harus terpengaruh oleh ADHD.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan bahwa sekitar 4,4 juta anak-anak berusia 4-17 telah didiagnosa dengan ADHD di Amerika Serikat oleh profesional kesehatan. Seperti tahun 2003 dua-dan-setengah juta anak Amerika usia 4-17 yang sedang dirawat karena ADHD dengan obat-obatan. CDC menambahkan bahwa pada tahun 2003 7,8% dari semua usia sekolah anak-anak Amerika dilaporkan memiliki ADHD diagnosis oleh orangtua mereka.
Tiga jenis ADHD
Menurut CDC, ada tiga jenis ADHD. Mereka yang didefinisikan menurut gejala yang paling menonjol.
1.Pelengah didominasi Jenis
Orang yang menemukan sangat sulit untuk mengatur atau menyelesaikan suatu tugas. Mereka merasa sulit untuk memperhatikan detail dan sulit untuk mengikuti instruksi atau percakapan.
2.Didominasi Hiperaktif-Impulsive Type
Orang merasa sulit untuk tetap diam - mereka gelisah dan berbicara banyak. Seorang anak kecil mungkin akan terus melompat, berlari atau memanjat. Mereka gelisah dan impulsif - mengganggu orang lain, meraih hal-hal dan berbicara pada waktu yang tidak tepat. Mereka mengalami kesulitan menunggu giliran dan sulit untuk mendengarkan arah. Seseorang dengan tipe ini ADHD akan memiliki lebih banyak cedera dan / atau kecelakaan daripada yang lain.
3.Gabungan Type
Seseorang yang gejalanya mencakup semua orang dari 1 dan 2, dan gejala yang sama-sama dominan. Dengan kata lain, semua gejala dalam 1 dan 2 berdiri keluar sama.


Sumber : SUMBER:
• Royal College of Psikiater (Inggris)
• ADHD Information Services (UK)
• Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (AS)
• ADHD.ORG.NZ (Selandia Baru)

Senin, 22 Februari 2010

SEJARAH ADHD

Artikel utama: Sejarah perhatian-deficit hyperactivity disorder
Hiperaktivitas telah lama menjadi bagian dari kondisi manusia. Sir Alexander Crichton menggambarkan "kegelisahan mental" dalam buku An Inquiry Into The Nature dan Asal Mental penyakit jiwa yang ditulis pada tahun 1798. [191] [192] Terminologi yang digunakan untuk menggambarkan gejala ADHD telah mengalami banyak perubahan soal sejarah, termasuk: " kerusakan otak minimal "," disfungsi otak minimal "(atau gangguan), “belajar / perilaku cacat "dan" hiperaktif ". Dalam DSM-II (1968) itu adalah "Reaksi Hyperkinetic Childhood". Dalam DSM-III "ADD (Attention-Deficit Disorder) dengan atau tanpa hiperaktivitas" diperkenalkan. Pada tahun 1987 ini berubah menjadi ADHD dalam DSM-III-R dan edisi berikutnya. Penggunaan obat-obat perangsang untuk mengobati ADHD pertama kali dijelaskan pada 1937.
Masyarakat dan budaya
Media telah melaporkan pada banyak isu-isu yang berkaitan dengan ADHD. Pada tahun 2001 PBS 's Frontline menayangkan sebuah program selama satu jam tentang efek diagnosis dan pengobatan ADHD pada anak di bawah umur, yang berjudul "mengobati anak-anak." Program seleksi termasuk wawancara dengan perwakilan dari berbagai sudut pandang. Dalam satu segmen, berjudul Backlash, pensiunan neurolog Fred Baughman dan Petrus Breggin PBS yang digambarkan sebagai "kritikus vokal yang bersikeras [ADHD adalah] sebuah penipuan yang dilakukan oleh psikiatri dan industri farmasi pada keluarga sabar untuk memahami perilaku anak-anak mereka" diwawancarai pada legitimasi dari gangguan. Russel Barkley dan Xavier Castellanos, maka ADHD kepala penelitian di National Institute of Mental Health (NIMH), membela kelangsungan hidup dari gangguan. Dalam wawancara dengan Castellanos, ia menyatakan bahwa hanya sedikit yang dipahami secara ilmiah. Lawrence Diller diwawancarai pada ADHD bisnis bersama dengan perwakilan dari Shire Plc.
Sejumlah orang terkemuka telah memberikan pendapat yang kontroversial di ADHD. Scientology Tom Cruise 's wawancara dengan Matt Lauer mengawasi secara luas oleh masyarakat. Dalam wawancara ini ia berbicara tentang depresi pasca-melahirkan dan juga disebut Ritalin dan adderall sebagai "obat jalanan" daripada sebagai obat ADHD. Di Inggris Baroness Susan Greenfield, seorang ahli syaraf terkemuka, berbicara secara terbuka tentang perlunya untuk beraneka - mulai penyelidikan di House of Lords ke peningkatan dramatis diagnosis ADHD di Inggris dan kemungkinan penyebabnya berikut tahun 2007 program Panorama BBC yang menyoroti penelitian AS (The multimodal Treatment Study of Anak-anak dengan ADHD oleh University of Buffalo menunjukkan hasil perawatan 600) menyarankan obat-obatan tidak lebih baik daripada bentuk-bentuk lain dari terapi untuk ADHD dalam jangka panjang.
Kontroversi
ADHD dan diagnosis dan pengobatan telah dianggap kontroversial sejak tahun 1970-an. Kontroversi telah melibatkan dokter, guru, pembuat kebijakan, orang tua dan media. Pendapat mengenai berkisar ADHD tidak percaya itu ada pada semua untuk percaya ada genetik dan fisiologis dasar untuk kondisi serta perbedaan pendapat tentang penggunaan obat perangsang dalam perawatan. Kebanyakan penyedia layanan kesehatan menerima bahwa ADHD adalah kelainan asli dengan perdebatan dalam komunitas ilmiah keterpusatan terutama di sekitar bagaimana didiagnosis dan diobati.
Lain termasuk yang mungkin berasal dari kesalahpahaman tentang kriteria diagnostik dan bagaimana mereka dimanfaatkan oleh dokter, guru, pembuat kebijakan, orang tua dan media. Perdebatan berkisar sekitar: apakah ADHD merupakan kecacatan atau apakah hanya merupakan deskripsi neurologis, penyebab dari gangguan, perubahan kriteria diagnostik, dan peningkatan yang cepat dalam diagnosis ADHD dan penggunaan obat-obat perangsang untuk mengobati gangguan ini. Beberapa tidak percaya itu ada di semua. jangka panjang kemungkinan efek samping dari stimulan dan kegunaan mereka sebagian besar tidak diketahui karena kurangnya studi jangka panjang. Beberapa penelitian menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas jangka panjang dan efek samping obat yang digunakan untuk mengobati ADHD.
Pada tahun 1998, US National Institutes of Health (NIH) mengeluarkan pernyataan konsensus tentang diagnosis dan pengobatan ADHD. Pernyataan, sementara mengakui bahwa perawatan stimulan kontroversial, mendukung validitas diagnosis ADHD dan stimulan kemanjuran pengobatan. Ini ditemukan kontroversi hanya dalam kekurangan data pada penggunaan jangka panjang obat-obatan, dan kebutuhan untuk lebih banyak penelitian di banyak daerah.
British Psychological Society mengatakan dalam laporan tahun 1997 bahwa para dokter dan psikiater tidak boleh mengikuti contoh Amerika menerapkan label medis seperti perhatian berbagai gangguan yang berkaitan dengan: "Gagasan bahwa anak-anak yang tidak hadir atau yang tidak duduk masih di sekolah memiliki gangguan mental tidak dihibur oleh sebagian besar dokter Inggris. Namun, beberapa tahun kemudian, pada tahun 2009, British Psychological Society, bekerja sama dengan Royal College of Psikiater, merilis satu set panduan untuk diagnosis dan pengobatan ADHD.

From Wikipedia, the free encyclopedia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Terapi Rileksasi Pengalihan Stress

1.Musik
Menikmati musik ternyata mempunyai banyak manfaat. Satu diantaranya, bisa dijadikan sebagai terapi kesehatan untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi fisik, emosi, kognitif, dan social bagi individu dari berbagai kalangan usia. Bagi orang yang sehat, terapi musik bisa dilakukan untuk mengurangi stress dengan cara mendengarkan atau mainkan alat musik seperti drum. Selain mengendalikan stress, terapi musik dapat pula menjaga dan meningkatkan kesehatan, memori, kemampuan komunikasi dan mempercepat rehabilitasi fisik.

2.Seni
Terapi seni misalnya melukis, juga mampu membantu mengatasi stress. Kuas dan cat aneka warna akan membawa seseorang seolah memasuki dunia lain. Anda bisa mengekspresian sedih, tertekan dan stress. Lewat lukisan pula seseorang bisa menghapus segala kesedihan dan menciptakan gambaran-gambaran yang membuatnya kembali merasa bahagi, membangkitkan masa-masa indah yang pernah dialaminya bersama orang-orang yang dicintai. Terapi seni menggunakan aktivitas yang bersifat kreatif untuk membantu orang mengatasi konflik emosional, membangun kesadaran diri dan meningkatkan rasa percaya diri.

3.Nutrisi
Stress bisa merusak pertahanan alami tubuh dan mengatifkan hormone stress yang bisa menguras nutrisi dan cadangan energi tubuh. Untuk membantu tubuh agar kuat menghadapi stress, anda perlu mengonsumsi banyak makanan dari kelompok karbohidrat kompleks, misalnya beras merah , pasta , roti gandum, serta polong-polongan, buah-buah dan sayur-mayur. Saraf dan system kekebalan tubuh juga membutuhkan makanan kaya vitamin B untuk mengatasi kelelahan yang ditimbulkan oleh stress.

4.Tertawa
Kelihatannya tertawa memang aktivitas biasa. Namun jangan menganggap sepele urusan tertawa. Sejak ratusan tahun lalu tertawa memiliki efek medis terhadap kesehatan manusia. Bisa mengurangi bahkan mengatasi stress. Orang yang biasa tertawa spontan lebih mungkin tidak mengalami stress. Karena gangguan stress efektif diatasi dengan terapi tertawa teratur. Ketika seseorang tertawa, tubuhnya akan menghasilkan zat baik seperti melantonin, endorphin dan serotonin yang menekan capisol, adrenalin serta radikal bebas. Efek jangka panjangnya, mencegah kanker dan membuat awet muda. ( Berbagai sumber )



Sumber : Majalah Kartini edisi 5 s/d 19 Februari 2009

Mengatasi Gigitan Nyamuk

Musim panas seperti sekarang ini banyak nyamuk. Hal ini disebabkan nyamuk dapat berkembang biak secara leluasa di selokan atau digenangan air lainnya. Berbeda saat musim penghujan, nyamuk dan telurnya terbawa arus air hujan. Banyaknya nyamuk membuat tidur terganggu. Lebih-lebih pada orang yang sangat sensitive terhadap gigitan nyamuk, pasti tidurnya tidak nynyak. Sebab gigitan itu menyebabkan gatal. Esok paginya gigitan nyamuk juga akan meninggalkan bintik merah yang sulit menghilang . untuk mencegah gata, begitu menyadari digigitnya nyamuk, selekasnya bekas gigitan digosok dengan potongan kunyit. Diamkan beberapa waktu dan hindarkan terkena air. Niscaya terlindungi dari gatal dan bintik merah.

Sumber : Ny Mariana
Melalui Majalah Kartini.

Bawang putih sembuhkan flu

Saat daya tahan tubuh menurun orang mudah terkena flu. Disamping hidung terus mengeluarkan ingus, sering disertai demam dan sakit kepala. Memang penyakit yang sering dialami banyak orang ini akan sembuh sendiri dalam waktu 4-5 hari. Agar flu segera sembuh dan tidak menjadi parah, maka ketika mulai terserang flu segera atasi dengan cara seperti berikut. Ambil bawang putih, iris jadi dua, letakkan di lubang hidung dan terus hisap. Uap bawang putih mengandung zat yang mampu melemahkan virus sehingga flu segera sembuh.

Sumber : Nadia
Majalah Kartini edisi 30 Oktober s/d 13 November 2008

Stres

Tekanan yang bertubi-tubi dalam waktu lama membuat seseorang menjadi stres. Stres yang tidak segera ditanggulangi bisa menimbulkan gangguan jiwa. Beberapa gejala stres yaitu :
1.Sering bingung, kecewa, cemas dan tegang.
2.Sulit bergaul dengan orang lain.
3.Tidak ada kepuasan hati meski yang dihadapi sebetulnya menyenangkan.
4.Tidak mampu menghentikan rasa cemas dan takut.
5.Selalu merasa curiga pada orang lain dan tidak percaya pada kawan.
6.Selalu merasa tidak enak terhadap orang lain.

Tapi tidak perlu khawatir, karena ada beberapa cara menanggulangi stres yaitu :
1.Bicarakan kesulitan dengan orang terdekat untuk meringankan beban batin.
2.Lupakan masalah sementara waktu. Setelah itu atasi dengan tenang.
3.Tunda marah dengan melakukan aktivitas menyenangkan.
4.Bersedia menjadi pengalah yang baik.
5.Berbuat suatu kebaikkan untuk orang lain dan memupuk rasa social yang tinggi .
6.Menyelesaikan tugas sesuai skala prioritas. Jangan menganggap diri terlalu super.
7.Menerima segala kritik dengan lapang dada.
8.Jangan berprinsip ingin menang sendiri.
9.Jangan merasa rendah diri.
10.Perlu istirahat yang cukup.


Sumber : Booklet Kesehatan Kartini 2237

OSTEOPOROSIS

Osteoporosis adalah suatu penyakit metabolic tulang yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang sehingga tulang menjadi tipis, keropos dan mudah patah. Ganguan ini dapat terjadi pada usia muda. Tetapi cenderung terjadi pada wanita pasca menopause, di atas usia 50 tahun.

4 Jenis latihan fisik yang boleh dilakukan penderita osteoporosis :
1) Jalan kaki secara teratur dengan kecepatan 4,5 km per jam selama 50 menit, 5 kali seminggu.
2) Latihan kekuatan otot dengan mengangkat beban, misalnya dengan dumbel kecil.
3) Latihan meningkatkan keseimbangan dan kelincahan.
4) Latihan melengkungkan punggung ke belakang, dilakukan dengan duduk di kursi. Tujuannya menguatkan otot-otot besar yang menahan punggung.

4 Jenis latihan fisik yang tidak boleh dilakukan penderita osteoporosis :
1) Jangan melakukan latihan fisik yang memberikan beturan dan pembebanan tulang punggung, misalnya melompat, karena dapat menimbulkan ruas tulang punggung patah.
2) Jangan membungkukan badan ke depan dengan punggung melengkung, seperti sit-up, mendayung, dan meraih jari-jari kaki, karena bisa merusak ruas tulang belakang.
3) Jangan melakukan latihan fisik yang menyebabkan mudah jatuh, misalnya di atas lantai licin.
4) Jangan menggerakkan tungkai kea rah samping dengan memakai beban, karena pinggul yang lemah mudah patah.


Sumber : Booklet Kesehatan Kartini 2237

ANEMIA

Gangguan ini ditandai dengan keluhan mudah lelah, sering kesemutan, mata berkunang-kunang, an kelihatan pucat. 6 Cara Mencegah Anemia :
 Konsumsilah nutrisi yang lengkap dan seimbang untuk menjamin terpenuhinya zat-zat gizi. Perhatian khusus pelu diberikan bagi terpenuhinya kebutuhan zat besi. Zat besi banyak terdapat pada makanan seperti daging, telur, ikan dan hati.
 Zat besi juga terdaptdidalam sayuran hijau, seperti daun singkong, bayam, sawi kangkung, daun kacang panjang, daun bawang dan daun melinjo. Kacang-kacangan dan hasil olahannya juga memiliki kandungan zat besi, seperti kacang ijo,kacang merah, kacang tolo, kacang kedele, tahu dan tempe.
 Hindari minum the,kopi, dan coklat berdekatan dengan waktu makan. Minuman itu mengandung zat pitat dan tanin yang menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh.
 Anemia juga bisa disebabkan oleh cacing tambang. Penularan cacing terjadi apabila seseorang mengonsumsi makanan yang terkontaminasi telur ccacing atau dari tanganya yang kotor. Untuk itu jaga kebersihan. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan.
 Sering pula anemia pada usia subur akibat adanya infeksi , misalnya infeksi saluran pencernaan. Karena itu bila terdapat infeksi, segera berobat kedokter agar diatasi secara tuntas.
 Bila tidak menjamin pemasukan zat besi melalui makanan yang diberikan sehari-hari, maka dapat dipertimbangkan pemenuhan zat besi dari luar.


Sumber : Booklet Kesehatan Kartini 2237

Sistitis (Radang Kandung Kemih )

Hal ini disebabkan saluran kencing bagian luar pada wanita sangat pendek, hanya sekitar 4 cm . Gejalanya adalah sering buang air kecil dan disertai rasa pedih.
7 Cara Mencegah Sistitis :
1. Sehabis hubungan intim, bersihkan organ intim dengan air bersih.
2. Bila membersihkan pakai tisu gunakan sekali pakai. Jangan dipakai berulang-ulang,
sebab kuman yang menempel di tisu masuk ke saluran kencing.
3. Seringkali berganti celana dalam. Pilih celana yang terbuat dari katun sehingga
menyerap keringat.
4. Arah cebok jangan dari belakang ke depan. Bila itu dilakukan, membuat kuman dari
anus dan vagina terbawa masuk ke saluran air kencing. Arah cebok yang benar dari
depan ke belakang.
5. Hindari menahan air kencing.
6. Perbanyak minum air putih sehingga pengeluaran air seni lancer.


Sumber : Booklet Kesehatan Kartini 2237

Daun Ubi Jalar Sembuhkan Jerawat

Jerawat sangat mengganggu keindahan wajah. Perawatannya juga susah. Salah-salah bisa meninggalkan bekas luka. Namun tak perlu risau menangani jerawat asal tahu caranya. Berikut ini ada cara mudah menangani jerawat . ambil satu daun ubi jalar muda, cuci bersih , gulung-gulung sambil ditekan-tekan, tempelkan pada jerawat, biarkan selama 30 menit, ambil dang anti dengan daun baru. Lakukan pagi, siang dan sore menjelang tidur. Daun ubi jalar mngandung zat pendingin sehingga membuat jerawat mudah sembuh.

Sumber : Chusnah Prabandari
Melalui : Majalah Kartini edisi 30 Oktober s/d 13 November 2008

TIPS Mengusir Rasa Rendah Diri

Seorang yang memiliki kepribadian minder atau low self-esteem, bukan berarti tak dapat menjadi pribadi yang penuh self-esteem, yakni tipe kepribadian yang penuh percaya diri, hangat, optimis. Anda bisa, tentu dengan kemauan kuat, membuka diri dalam pergaulan,banyak membaca agar wawasan Anda terbuka, dan sebagainya. Selain itu cobalah :
1. Hadapi Rasa Takut Anda
Semua hal yang tidak atau belum kita ketahui memang membuat takut dan minder. Tapi percayalah, rasa takut sebenarnya hanya ada dalam pikiran dan bayangan kita. Pada dasarnya tak akan berakibat seburuk yang kita kira.
2. Jangan Terpuruk Karena Kegagalan
Sebelum mencapai keberhasilan akan melewati kegagalan. Dari kegagalan masa lalu, jangan terpuruk karenanya, tetapi hindari kesalahan yang sama, maka Anda akan menjadi lebih bijak dan lebih kuat.
3. Mengetahui Apa Yang Anda Inginkan
Apapun yang Anda inginkan tentu harus jelas Anda ketahui. Sehingga jelas pula bagaimana usaha-usaha yang dapat Anda lakukan untuk menggapainya. Pengetahuan tentang apa yang Anda tuju, membuat Anda lebih percayakan akan dapat meraihnya.
4. Hargai Diri Sendiri Bila Berhasil
Banyak orang yang lupa menghargai keberhasilan diri sendiri. Bisa karena minder, atau karena tak bersyukur. Keduanya menimbulkan aura negative pada diri sendiri. Menghargai yang Anda capai akan membuat orang lain pun menghargainya, dan Anda pasti termotivasi untuk mencapai lagi yang lebih baik.
5. Berbicaralah, Jangan Berasumsi
Kita seringkali membuat asumsi bahwa seseorang atau situasinya sungguh buruk. Padahal asumsi tak benar akan menjerumuskan Anda. Berbicara dan mendapat jawaban membuat pikiran Anda tenang.
6. Gagal ? Yang Penting Jangan Merasa Kalah
Kegagalan adalah hal yang biasa. Yang terpenting dari itu adalah bagaimana kita tidak merasa kalah, tetapi sekedar mundur untuk mempelajari situasinya. Jadi, jangan mau dikalahkan oleh satu kegagalan.




Sumber : Majalah Kartini edisi 14 April s/d 1 Mei

Sabtu, 20 Februari 2010

Menenangkan Anak Hiperaktif

Seorang guru TK, mempunyai murid laki-laki 4 tahun sangat hiperaktif. Di sekolah si anak selalu lari ke sana kemari. Setiap diperintah duduk tidak pernah mau menurut. Padahal saat menyuruh, si guru selalu menatap matanya agar dia mematuhi perintahnnya. Terkadang memang mau duduk sebentar, sesudah itu aktif kembali.

Bagaimana cara menenangkan si anak???

Anak 4 tahun memang dalam perkembangan motorik yang optimal. Hal itu membuat anak cenderung ingin bergerak dan tidak dapat duduk dengan tenang. Secara umum energi anak seringkali berlebihan dan belum tersebar secara luas untuk aspek-aspek yang lain seperti bahasa, berhitung, dan lain-lain, sehingga sangat mungkin ia akan mengerahkan seluruh energi yang dimiliki untuk kegiatan motoriknya.
Diharapkan orang tua maupun guru mampu membuat aktivitas yang menarik bagi anak sehingga dia dapat menyalurkan energinya pada hal lain. Misalnya : bila anak suka main bola dan mengajarkan padanya bagaimana memompa bola.
Sebagian masyarakat masih memiliki pandangan yang keliru tentang anak hiperaktif. Hiperaktif seringkali hanya diidentifikasi melalui gerakan-gerakannya saja. Padahal perilaku anak yang cenderung banyak bergerak tidaklah selalu dikategorikan sebagai hiperaktif.
Dikatakan hiperaktif jika sedetik pun anak tidak dapat duduk sehingga tidak dapat konsentrasi mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya serta ada kecenderungan merusak barang yang ada di sekitarnya.
Perlu diteliti lebih lanjut, apakah sepanjang hari disekolah anak melakukan hal tersebut? Bagaimana ketika ada di rumah ? apakah juga selalu bergerak dan tidak dapat diam sama sekali? Di sini perlu komunikasi aktif antara orang tua dengan guru sehingga dapat dilakukan langkah-langkah yang selaras dan tidak membuat anak semakin bingung.
Menatap mata anak ketika memberikan perintah tidak selamanya membuahkan hasil yang maksimal jika tidak dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya. Efeknya bisa berbeda, karena tatapan tajam tersebut bisa membuatnya merasa terancam, sehingga dia pergi dan lari menghindar dari orang yang dianggapnya mengancam.
Perlu ditelusuri juga, apakah perilaku tidak memedulikan panggilan dan tugas yang diberikan oleh guru bukan sebagai salah satu bentuk cara anak mencari perhatian. Dengan perilaku membangkang, anak berharap guru akan lebih memperhatikannya.
Dengan demikian langkh penting yang dapat dilakukan adalah berkomunikasi dengan orang tuanya. Tanyakan padanya bagaimana pola asuh yang diterapkan pada anak. Orang tua juga harus memberikan pola asuh yang tepat, misalnya memberikan kegiatan saat anak ada waktu luang, misalnya mengajak anak bermain yang dilakukan sambil duduk. Jika anak terbiasa dengan aktivitas seperti itu, lama-kelamaan dia akan terbiasa.


SUMBER : MAJALAH KARTINI edisi 12 s/d 26 Juni 2008

Waspadai Trauma Pada Anak

Anak yang mengalami trauma diyakini mudah sembuh dari traumanya. Meski demikian menurut psikiater dr Albert Maramis, SpKJ, trauma pada anak tetap perlu diwaspaai karena seorang anak mempunyai tiga sifat yang dominant.
Pertama anak memiliki sifat seperti tape recorder,dimana ia bisa merekam apapun yang ia dapatkan.
Kedua, anak memiliki sifat reseptif, yang membuatnya akan secara mudah menerima apa yang ia dengar maupun lihat.
Ketiga, meniru, dimana ia akan cenderung mengikuti tindakan atau kebiasaan-kebiasaan yang sudah ia terima sebagai suatu kewajaran. Misalnya, ketika menerima pemukulan, bukan tidak mungkin ia akan meniru tindakan serupa atau menganggap semua hal bisa diselesaikan dengan cara kekerasan,

Secara umum kita dapat mengenali trauma anak dari gejala perubahan tingkah lakunya. Misalnya, tiba-tiba menjadi pendiam, murung, tidak berdaya dan mudah ketakutan. Sementara secara fisik, anak yang trauma sering mengeluh pusing, muntah-muntah, sakit perut dan nafsu makannya berkurang.
Cirri-ciri lain bisa berbentuk tiba-tiba menangis tanpa sebab.tidak bisa tidur atau tidak bisa nyenyak. Tidak mau ditinggal barang sekejap, over sensitive terhadap suara keras, tidak mau mendengar dan atau melihat segala sesuatu yang berkaitan dengan penyebab trauma, dan sebagainya.
Karena tidak selalu trauma pada anak dapat kita kenali, komunikasi orang tua atau pendampingnya perlu dijaga dengan baik agar anak tidak enggan bercerita pengalaman buruknya. Jadi dibutuhkan kepekaan lebih dalam mendengarkan.
Selain pendampingan, sebaiknya anak-anak dihindarkan dulu dari situasi yang terlalu menakutkan baginya. Bila traumanya berat, harus diberikan terapi khusus.


Sumber : dr.Albert Maramis, SpKJ
Majalah Kartini edisi 11 s/d 25 Desember 2008

Mengatasi Kutu Rambut

Rambut yang tidak dirawat dengan baik sering menjadi sarang kutu. Gigitan kutu menimbulkan rasa gatal dan keinginan untuk menggaruknya. Hal itu sering mengganggu ketenangan. Itulah sebabnya berantas kutu secepatnya. Untuk menghilangkan kutu kepala coba atasi dengan resep berikut. Ambil biji srikaya, sangria sampai hangus lalu tumbuk hingga menjadi tepung. Campurkan minyak kelapa kedalam tepung, gosokkan ke kepala merata, diamkan selama satu jam, dan keramas mengunakan sampo. Niscaya kutu akan musnah dan rambut akan berkilau.

Sumber : Majalah Kartini
11 s/d 25 Desember 2008

Menurunkan Panas Badan Balita

Balita sering mengalami panas badan secara tiba-tiba. Jika Anda tidak mempunyai obat penurun panas di rumah , atau tidak memungkinkan membawanya ke dokter karena sudah larut malam., jangan panic. Coba rawat sendiri seperti berikut :
Ambil 5 siung bawang merah, kupas, parut atau cincang halus, tambahkan 2 sendok makan minyak goreng dan air perasan ½ buah jeruk nipis, aduk rata. Balurkan ramuan itu keseluruh badan anak tertama perut, dada, punggung, dan kepala, biarkan sampai pagi.

Sumber : Majalah Kartini edisi 12 s/d 26 Juni

Nutrisi Untuk Anak Hiperaktif

Penulis: Sabine Versayanti, S.Ked
Beri nilai:

ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder) merupakan gangguan pada perkembangan anak berupa kurangnya konsentrasi dan ditandai oleh perilaku yang agresif dan tidak bisa diam. Penderita ADHD biasanya didiagnosa pada waktu sebelum masuk sekolah atau pada awal masuk sekolah.
Dewasa ini, anak ADHD semakin banyak. Sekarang prevalensi anak ADHD di Indonesia meningkat menjadi sekitar 5% yang berarti 1 dari 20 anak menderita ADHD. Peningkatan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik ataupun pengaruh lingkungan yang lain, seperti pengaruh alkohol pada kehamilan, kekurangan omega 3, alergi terhadap suatu makanan, dll.
Pada anak ADHD terjadi gangguan yang mempengaruhi beberapa bagian dari otak, yaitu:
• Lobus Frontal
Bagian lobus frontal membantu kita untuk memfokuskan konsentrasi, membuat keputusan yang baik, mempersiapkan rencana, belajar dan mengingat apa yang telah dipelajari, dan menyesuaikan diri dengan situasi.
• Mekanisme inhibitor dari cortex
Mekanisme ini berfungsi untuk mencegah kita berperilaku hiperaktif dan bertindak semaunya serta mengendalikan emosi.
• Sistem limbik
Merupakan dasar dari emosi. Sistem limbik yang normal akan menghasilkan emosi yang normal, tingkat energi yang normal, waktu tidur yang normal dan kemampuan untuk mengatasi stress yang normal. Gangguan pada sistem limbik akan berpengaruh terhadap keadaan-keadaan tersebut.
• Sistem aktivasi retikular
Sistem ini berfungsi untuk menerima dan menyaring data yang masuk dari semua pancaindera dan bagian otak lainnya.
Gangguan yang ada pada bagian-bagian otak tersebut akhirnya turut mengganggu fungsi, kualitas, dan kemampuan bagian otak itu sendiri.
Permasalahan yang ada sekarang adalah bagaimana menangani anak ADHD ini?
Walaupun sekarang telah terdapat obat yang digunakan dalam terapi anak ADHD untuk menangani gejala-gejala dalam gangguan ini, namun penggunaan untuk jangka panjang masih belum diketahui kerugian maupun efektivitasnya.
Sekarang nutrisi bagi anak ADHD juga turut diperhatikan sebagai salah satu bentuk terapi yang digunakan untuk menangani kondisi anak dengan ADHD.
Bagaimana nutrisi yang dianggap tepat untuk anak ADHD?
• Rendah karbohidrat dan tinggi protein
Untuk makan pagi 6o% – 70% protein dan 30% – 40% karbohidrat, makan siang dan makan malam 50% protein dan 50% karbohidrat. Karbohidrat yang dikonsumsi juga yang merupakan karbohidrat kompleks sehingga tidak mudah diubah menjadi gula, seperti whole wheat, kacang-kacangan, dll.
• Menghindari bahan-bahan yang membuat alergi pada anak ADHD karena anak ADHD sangat sensitif sehingga mudah terjadi alergi yang bermanifestasi dalam bentuk batuk, influenza karena alergi, dll. Bahan-bahan yang harus dihindari seperti MSG, pewarna, pengawet, juga susu, tepung, kedelai, jagung, telur, kacang, dll.
• Rendah gula
Hindari makanan-makanan yang banyak mengandung gula seperti donat, permen, soft drinks, es krim, dan cokelat. Setiap sendok gula yang berkurang sangat berguna. Gula menyebabkan usus halus menjadi permeabel terhadap alergen. Tingginya kadar gula dalam tubuh juga akan mengakibatkan kadar insulin tinggi. Kadar insulin yang tinggi akan mengakibatkan emosi yang labil sehingga dapat memperparah keadaan anak ADHD.
• Makan banyak sayuran dan buah
• Minum banyak air
80% otak terdiri dari air sehingga dengan meningkatkan konsumsi air menjadi 7-8 gelas perhari akan baik untuk otak. Teh, susu, juice tidak termasuk air, jadi hanya air yang dianggap air.
• Menghindari makanan yang mengandung salisilat seperti : kacang almond, plum, prune, apel dan cuka apel, raspberrie, apricot, anggur dan cuka dari anggur, strawberry, blackberry, teh, ceri, nectarine, tomat, jeruk, timun dan acar, peach, wine dan cuka dari wine.
Salisilat dapat menghambat kerja enzim dalam otak yang berfungsi untuk mengurangi kesensitifan otak terhadap reaksi alergi.
• Mengkonsumsi suplemen seperti vitamin B, zinc, chromium, tembaga, besi, magnesium, kalsium, amino acid chelates dan flavenoids. Pada anak ADHD sering terdapat defisiensi zat-zat tersebut karena pengeluaran zat tersebut dari urine secara berlebihan.
• Menghindari paparan logam berat seperti tambalan gigi dari amalgam, kawat gigi dari nikel, dll.
• Kafein dapat digunakan sebagai stimulant susunan saraf pusat yang mempunyai efek vasodilator yang dibutuhkan oleh otak karena pada anak ADHD terjadi kekurangan aliran darah ke bagian-bagian otak.
Pengaturan nutrisi ini bermanfaat sebagai salah satu cara yang digunakan untuk mengendalikan gejala-gejala pada anak ADHD. Selain tidak berbahaya, pengaturan nutrisi ini aman digunakan dalam jangka panjang.
Sumber:
www.depkes.go.id/index.php
www.findarticles.com/p/articles
www.newideas.net/adhd/adhd-diet

PERLU DIKETAHUI

HIV atau Human Immunodeficiency Virus

HIV adalah nama virus yang menyerang kekebalan tubuh. Dalam tubuh kita ada system kekebalan yang terdiri dari sel-sel, diantaranya adalah sel T yang tugasnya memerangi kuman dan infeksi. Virus HIV ini menyerang sel T, bersembunyi disana tanpa diketahui untuk berapa lama. Karena itu orang yang darahnya terinfeksi HIV bisa nampak sehat, hanya saja mudah terkena penyakit sehari-hari seperti demam, flu atau diare, dan dia telah menjadi sumber penularan bagi orang lain. Untuk menekan perkembangan virus, penderita harus mengonsumsi obat sepanjang usianya.

AIDS atau Acquired Immunodeficiency Syndrome

Bila HIV adlah virus penyebabnya, AIDS merupakan gejala penyakit atau kelainan yang ditimbulkan HIV. Tidak semua orang yang mengidap virus HIV menunjukan gejala AIDS.
Setelah HIV bercokol bertahun-tahun( minimal 12 bulan ), mulai muncul sindroma yang menunjukan hilangnya kekebalan tubuh, ditandai dengan munculnaya penyakit–penyakit bawaan seperti timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak , sering sariawan di mulut, dan terjadi pembengkakan di daerah kelenjar getah bening. Pada saat inilah dikatakan positif AIDS atau sudah memasuki tahap AIDS. Bahkan sakit ringan pada orang normal pun bisa sangat berbahaya bagi penderita AIDS.

Penularan
Ada tiga jalan utama penularan virus HIV, yaitu melalui hubungan seksual, darah (jarum suntik), dan pada ibi hamil kepada bayi yang dikandungnya, kecuali selama kehamilan melakukan PMTCT (Prevention of Mother to Child HIV Tranmission). Yakni, mengonsumsi ARV profilaksis, melakukan persalianan dengan operasi Caesar dan tidak memberikan ASI pada bayinya minum obat ARV.
Penularan melalui jarum suntik, diantaranya melalui suntik narkotika, dimana jarum dipakai bergantian. Darah yang tertinggal di jarum suntik sudah cukup untuk menjadi tempat bermukim virus HIV dan ketika digunakan orang lain, virus yang tertinggal dapat pindah/masuk ke orang lain tersebut. Bilapun harus disuntik untuk pengobatan, pastikan jarum suntik baru. Tapi saat ini jarum suntik umumnya sekali pakai. Perlu diketahui, virus HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk karena nyamuk tidak memiliki sel T manusia yang dibutuhkan virus HIV.


Sumber : Majalah Kartini edisi 12 s/d 26 Juni 2008

AMPAS KEDELAI UNTUK MERAWAT KULIT

Kedelai termasuk bahan pangan yang bisa dibuat berbagai jenis, seperti tahu, tempe, susu, dan lainnya. Banyak orang yang tidak tahu jika kedelai bisa digunakan untuk merawat kulit. Caranya ¼ kg kedelai, tumbuk sampai halus, beri segelas air, peras. Ampasnya balurkan keseluruh tubuh sebelum mandi. Tunggu agak kering gosok perlahan sampai ampas berjatuhan. Lakukan dua kali sehari. Mudah-mudahan kulit akan bersih dan halus.

Pengalaman Adiani
Sumber : Majalah Kartini edisi 14 April s/d 1 Mei

MENGATASI BEKAS LUKA BAKAR

Setelah luka baker sembuh akan meninggalkan bekas berwarna putih. Biasanya sangat kontras perbedaannya dengan warna kulit sehingga memberikan kesan kurang cantik pada kulit. Untuk menyamarkan perbedaan warna kulit itu. Lakukan cara berikut :
Ambil satu butir kemiri, belah menjadi dua, tusuk dengan garpu, bakar diatas kompor dengan api kecil sampai mengeluarkan minyak. Oleskan monyak pada bekas luka sekali setiap hari. Lakukan hingga bekas luka samar dan warnanya kembali seperti semula.

Pengalaman Amalia Pertiwi
Sumber : Majalah Kartini edisi 12 s/d 26 Juni 2998

JAHE ATASI REMATIK

Semua orang tentu mengenal jahe. Sekaran ini banyak beredar minuman berbahan dasar jahe. Bahkan the saja ada yang dicampur jahe. Itu semua tak lepas dari khasiat jahe. Bahan herbal ini memiliki berbagai macam khasiat obat. Termasuk obat rematik. Karena itu mereka yang memiliki penyakit rematik agar penyakitnya tidak sering kambuh minumlah air jahe. Cara membuatnya :
Ambil dua potong jahe, kupas, keprak hingga pecah, beri gula jawa, rebus dengan tiga gelas air mendidih. Minum segelas air setiap hari. Niscaya rematik tidak akan kambuh dan tubuh selalu bugar.

Pengalaman Ranita
Majalah Kartini edisi 14 April s/d 1 Mei 2008

Menjaga Kesehatan Anak di Lingkungan Sekolah

Bagi orangtua yang menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah besar, pada umumnya tak perlu khawatir. Karena semua menu makanan biasanya sudah disiapkan pihak sekolah dan mereka bertanggung jawab pada segi kualitasnya. Namun tentunya tak semua orang tua mampu menyekolahkan anaknya di tempat seperti itu, bukan ?
Meski demikian tak perlu risau. Asalkan memperhatikan beberapa hal untuk menjaga daya tahan tubuh si kecil, tentulah kesehatannya tetap baik.

1. Beri Bekal Minuman Secukupnya
Sering kali anak-anak tergoda membeli minuman di sekolah. Terutama minuman sejenis sirup, atau minuman bersoda yang diberi zat pewarna. Warnanya yang mencolok membuat anak tergiur. Berilah ia pengertian bahwa minuman seperti itu tidak sehat dan bisa membuatnya sakit. Karena itu, siapkan bekal sebotol minuman air mineral di dalam tasnya. Bila anak suka air sirup , katakan agar ia meminumnya di rumah sepulang sekolah. Membawakan air sirup sebaiknya dihindari untukmencegahnya kebanyakan mengonsumsi gula.

2. Variasi Makanan Sangat Penting
Kadang anak merasa bosan bila menu yang dibuat Anda itu-itu saja. Tak heran ia membeli jajan. Jadi daya kreativitas si ibu dituntut lho, yakni untuk membuat makanan –makanan unik untuk menarik perhatiannya.

3. Batasi Memberikan Uang Saku
Dengan memberikan uang saku yang berlebihan, akan mendorong anak untuk konsumtif. Mereka akan merasa memiliki kemampuan untuk membeli apapun yang diinginkan meskipun berbahaya bagi kesehatannya. Karena itu sebaiknya batasi uang saku, agar ia hanya membeli sesuai kebutuhannya saja.

4. Berikan Vitamin Secukupnya
Aktivitas anak yan padat seringkali membuat daya tahan tubuh menurun. Apalagi setelah pulangsekolah, masih harus mengikuti serangkaian ekstrakulikuler. Karena itu sangat penting memberikan anak vitamin untuk memperkuat daya tahan tubuhnya.

5. Menjelaskan Bahaya Jajan Sembarangan.
Anak zaman sekarang seringkali tak bisa menerima begitu saja larangan yang diberikan orang tuanya. Karena itulah perlu memberikan penjelasan yang bisa dimengerti mereka, mengapa dilarang membeli jajanan sembarangan. Penjelasan sederhana, sebaiknya juga diberi gambaran seperti banyaknya berita di TV anak mengalami diare, maka anak akan memahami dan akhirnya mau menghindari.


Sumber : Majalah Kartini edisi 14 April s/d 1 Mei 2008

Anak Susah Diatur

Seorang ibu yang memiliki dua anak yang berusia 7 tahun dan 4 tahun. Suaminya meninggal satu tahun yang lalu, sehingga si ibu menjadi single parent. Dia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan swasta. Saat bekerja ,ia menitipkan anak-anaknya di mertuanya. Kedua anaknya pertumbuhannya baik, lincah dan sehat. Hanya saja, si anak yang berusia 7 tahun ini seringkali susah diatur dan juga kerap mengganggu adiknya. Meskipun sudah berkali-kali dimarahi ,tetap saja perilaku jahilnya terkadang muncul.
Sedangkan adiknya bila ditanya oleh guru play groupnya selalu menjawab tidak tahu.dia selalu asyik dengan mainan yang dibawanya dari rumah.

Bagaimana mengatasi masalah yang dialami kedua anak ini ??

Kedua anak ini masih kecil,masih sangat membutuhkan perhatian dan pendampingan akstra dari orang tua lengkap. Permasalahan yang dihadapi kedua anak ini mungkin karena kesulitan mentaati tata tertib yang dihadapi. Hal itu karena selama satu tahun ini mereka tinggal berpindah-pindah. Terkadang di rumah sendiri, ditempat mertua, atau di tempat lain.
Saat di rumah sendiri tentu aturanya berbeda dengan ketika di rumah mertua. Misalnya saat dirumah mendisiplinkan anak untuk tidur siang, makan ,mandi, dan belajar sesuai jadwal yang sudah ditetapkan. Akan tetapi ketika anak-anak berada di rumah neneknya, mungkin aturannya cukup longgar, tidak harus makan atau tidur tepat waktu.
Perbedaan aturan itu dapat menimbulkan masalah tersendiri bagi anak. Anak yang tadinya menurut tiba-tiba berani melawan. Perbahan sikap itu tak lain dilandasi pengalamannya bahwa ditempat lain ternyata boleh tidak melakukan sesuatu yang tadinya menjadi sesuatu yang tadinya menjadi sesuatu yang sifatnya wajib.
Oleh karena itu , jika menitipkan anak –anak pada mertua misalnya, hendaknya memberitahukan aturan yang telah diterapkan di rumah pada mertua. Mintalah mertua juga menerapkan aturan yang sama pada anak-anak. Jika anak mendapatkan aturan yang sama dimanapun berada, maka perilakunya tidak akan berubah.

Sedangkan untuk adiknya yang sering menjawab “tidak tahu” terhadap setiap pertanyaan, mungkin saja itu merupakan bentuk mencari perhatian akibat tidak diperhatikan penuh oleh gurunya. Perlu dimengerti, disekolah seorang guru harus membagi kasih sayangnya dengan puluhan siswa. Mungkin saja hal itu yang menjadi masalah bagi anak, sehingga si anak membuat ulah, seperti tidak mau menjawab pertanyaan dan bermain sendiri dengan mainannya.
Dalam kondisi ini si ibu harus berkomunikasi dengan gurunya dan bersabar mendampingi anaknya. Selanjutnya secara perlahan mengarahkan dan memberikan penjelasan pada anak bahwa situasi di ruma berbeda dengan di sekolah.



SUMBER : MAJALAH KARTINI edisi 18 September s/d 9 October

Rabu, 17 Februari 2010

TIPS Supaya Si Kecil tidak Galak

Sungguh bingung kalau buah hati kita galak. Bahkan pada ayah-ibunya. Lebih-lebih bila orang tua teman anak komplain karena anaknya digalakin si upik atau buyung kita. Betapa malunya! Tentu harus ada cara mengatasinya.

“Aku nggak mau kamu main disini. Awas kalau kesini!”
Aduh betapa merahnya telinga kita jika mendengar si kecil galak sama temannya. Kenapa ya? Nggak usah heran. Kalau ia berteriak dan Anda merespon dengan teriakan pula(meski hanya intonasi Anda yang kenceng ) ,bagaimana pula si kecil bisa belajar berkata dengan lemah lembut? Malah kemungkinan ia tertantang untuk mencoba teriakan-teriakan lainnya ataupun tambah menjadi-jadi berteriak. Supaya tak galak lagi, harus ada cara mengatasinya :
 Memberi Contoh Tegas bukan Keras dan Galak
Simpelnya, kalau kita biasa bicara lemah lembut, si kecil pasti akan menirunya. Kalau lagi marah apa harus keras padanya ? Percayalah, bicara tegas bisa dilakukan bukan dengan suara keras tapi intonasi yang mantap.
 Mengajari Anak Cara Berekspresi yang Tepat
Bisa saja anak memilih berteriak atau membanting-banting barang, karena ia tak tahu bagaimana mengungkapkan kekesalannya. Karena itu latih ia mengekspresikan kemarahan dengan mengungkapkan kekesalannya secara benar. Latih ia bicara apa yang dirasakan atau tak disukainya. Setelah itu ajaklah melakukan aktivitas yan membuat tenang, misalnya menyanyi.
 Ajak Ia Mengikuti Prosesnya
Ajak si kecil melihat dan mengikuti prosesnya. Misalnya ia kesal saat menunggu susunya, Anda bias mengajaknya mengajaknya membuat susu bersama, atau melihat bagaimana si mbak membuatnya. Dengan demikian anak akan tahu segala sesuatu melalui proses bukan sulap.
 Berilah Anak Pilihan
Daripada marah-marah karena ia sulit diajak mandi misalnya, lebih baik memberinya memberinya pilihan. “Adek mau mandi sekarang atau 10 menit lagi?”Tapi tegaskan ia untuk menepati pilihannya dan beri sanksi kalau tak menepatinya.
 Jangan Lupa, Berilah Pujian
Jangan segan memberi pujian kalau menurut Anda anak bersikap benar. Pujian itu akan memotivasinya terus bersikap baik.



SUMBER : Majalah Kartini
Edisi 1 s/d 15 Mei 2008

Anak Mulai Belajar Berani Berbohong

Ada seorang ibu, yang memiliki anak wanita 7 tahun duduk di kelas satu SD. Anak ini sangat mandiri. Mengerjakan sesuatu yang menjadi kewajibannya tidak harus disuruh lagi. Misalnya belajar. Hanya akhir-akhir ini, si anak mulai berbohong. Misalnya, waktu di sekolah ia sebetulnya jajan tetapi ketika ditanya mengaku tidak jajan. Memang kebohongannya masalah sepele, namun dikhawatirkan dari yang sepele itu akan berkembang menjadi serius.

Bagaimana cara mengatasinya ???
Anak seusia ini memang perkembangan daya nalarnya sudah lebih baik. Ia sudah bias memikirkan sesuatu hal yang menjadi kebutuhannya. Karena itulah bisa dimengrti jika si anak sudah mandiri, yakni bisa mengerjakan sesuatu tugasnya tanpa disuruh. Kematangan daya nalarnya itu memungkinkan pula anak mengembangkan pikiran yang kurang baik, misalnya berbohong.
Anak tahu berbohong biasanya didapat melalui proses belajar dari lingkungan, misalnya dari teman bermain, teman sekolah, atau lingkungan keluarga anak. Proses belajar dari lingkungan itulah yang justru mudah diserap oleh anak. Ketika setiap hari dia melihat dan mendengar ucapan seseorang berbohong, maka peristiwa tersebut akan terekam di otaknya, dan suatu ketika akn ditirunya.
Factor pencetus yang membuat anak melakukan kebohongan banyak macamnya. Misalnya factor ketakutan. Karena takut dimarahi bisa saja anak tidak memberikan jawaban yang betul ketika ditanya .
Anda perlu sabar mengungkap pemicu anak berbohong. Sebagai langkah awal, anda dapat mencoba membicarakan masalah ini dengan guru kelas. Hal ini perlu dilakukan mengingat masalah yang dijadikan obyek kebohongan anak selama ini adalah seputar kegiatan sekolah. Mengetahui secara dini setiap perubahan yang dialami anak merupakan hal yang sangat penting agar orang tua dapat segera melakukan langkah antisipasi secara tepat.
Bisa juga Anda bertanya pada seluruh anggota keluarga, termasuk pengasuh apakah mereka sering melakukan kebohongan di depan anak Anda. Tanyakan secara baik-baik tanpa kesan menyelidiki semua tingkah laku anak. Tak kalah pentingnya,ialah berkomunikasi dengan anak tentang kejadian yang dialami hari itu, misalnya : adakah PR, adakah ulangan, dapat nilai berapa, dan lain-lain. Lebih lanjut Anda dapat menanyakan lebih dalam pada anak tentang kebiasaannya yang suka berbohong. Hanya saat menanyai hindari kesan marah.
Setelah diketahui penyebabnya, segera atasi sehingga tidak membuka peluang berbohong kembali. Berikan juga pengertian padanya untuk tidak berbohong sebab hal itu tidak baik.


SUMBER : Majalah Kartini edisi 1s/d 15 Mei 2008

Anak Jadi Mudah Marah

Sejak satu bulan terakhir ini putri pertama dari seorang ibu menunjukkan perubahan sikap yang selama ini tidak pernah dilakukannya. Dia menjadi mudah marah, pemurung, suka berteriak-teriak sambil menangis keras, dan melempar benda yang ada di dekatnya jika keinginananya tidak dituruti.

Dulunya tidak seperti itu. Ia anak periang dan penurut. Karena nurut maka ketika sekolah di TK dia sering dilibatkan oleh gurunya mengikuti berbagai kegiatan didalam maupun diluar sekolah.

Masalah itu tidak disampaikan pada suaminya sebab sudah beberapa waktu mereka tidak teguran. Suaminya jarang di rumah. Bila pulang sudah larut malam.

Apa yang dapat dilakukan dalam menghadapi perubahan si anak ???

Ada kemungkinan perubahan itu karena factor trauma sebagai dampak ketegangan hubungan ibu dengan si ayah. Anak bisa mengalami ketegangan mental setelah melihat kedua orang tuanya tidak akur seperti dulu lagi. Akan tetapi karena seorang anak tidak mampu mengungkapkan perasaanya secara jelas seperti halnya orang dewasa, maka ketegangan mental itu dimanifestasi dalam bentuk perilaku yang tidak biasa dia lakukan selama ini, misalnya menjadi pemarah, pemurung, menangis berteriak-teriak,dan lainnya.

Anak mengalami ketegangan pikiran akibat orang tuanya kurang harmonis. Cobalah untuk berkomunikasi denagan si anak, mungkin ada harapan dia cukup terbuka menceritakan permasalahan yang dihadapi. Untuk mendapatkan jawaban anak, terlebih dahulu ciptakan suasana yang membuatnya menjadi rileks, misalnya ajak ke tempat bermain yang disukai. Bicarakanah masalah disekeliling tempat bermain. Boleh juga saat itu Anda menuruti permintaan anak, misalnya anak minta dibelikan mainan. Hal itu dimaksudkan membuat hati anak senang.

Untuk mulai memancing kea rah pembicaraan yang diharapkan, maka coba lakukan dengan menghindarkan nada atau bentuk pertanyaan menyelidik. Jika anak menunjukkan sikap tidak suka,maka segera hentikan dan alihkan secara halus arah pembicaraan. Demikian seterusnya Anda lakukan secara perlahan. Sangat dibutuhkan kesabaran akstra jika Anda menginginkan sesuatu yang terbaik bagi putrid anda.

Perubahan perilakau pada si anak harus ditangani secara tepat , jika tidak akan mengganggu perkembangannya. Misalnya anak jadi tidak percaya diri, prestasi belajar turun, tidak mampu membina hubungan social yang sehat ,dan lainnya.

SUMBER : Majalah Kartini Edisa 14 April s/d 1 Mei 2008