Kamis, 13 Mei 2010

Contoh Kasus ADHD

Rida berusia 7 tahun. Saat ini dia duduk di kelas 1 Sekolah Dasar. Orang tuanya seringkali mendapatkan masukan dan laporan dari gurunya bahwa dia seringkali jalan-jalan di kelas. Rida lebih banyak berdiri dan tidak fokus pada pekerjaan sekolahnya.

Orang tuanya pun mengakui bahwa di rumah pun Rida seperti itu. Seringkali Rida berganti-ganti aktivitas dan tidak pernah sampai selesai. Misalnya, bermain bongkar pasang dan selang beberapa menit kemudian sudah beralih pada permainan yang lain.

Kondisi seperti ini bisa mempengaruhi prestasinya di sekolah. Rida seringkali sulit dikontrol. Dia sering mengabaikan apa yang Mamanya perintahkan.

Kasus yang dialami Rida hanyalah salah satu kasus yang terjadi pada anak-anak lainnya. Kadangkala sebagai orang dewasa, jika kita memperhatikan seorang anak yang berganti-ganti aktivitas, kita memiliki asumsi bahwa anak itu mengalami kebosanan.

Namun, perlu diperhatikan lebih seksama lagi, apakah anak itu memang bosan atau ada hal lain yang terjadi padanya. Ketidakmampuan anak untuk menaruh perhatian terhadap berbagai aktivitas tentunya dapat menghambat perkembangan akademik dan perkembangan sosial anak.

Hal ini dapat terjadi karena dia tidak dapat menyelesaikan tugas dengan penuh perhatian dan proses belajar yang terganggu. Oleh sebab itu sangat penting jika orang tua maupun pendidik dapat melakukan deteksi atau mengetahui lebih awal yang terjadi pada anak sehingga dapat dilakukan penanganan dengan tepat.

Pada kasus Rida dan yang akan kita bicarakan lebih jauh merupakan sebuah ilustrasi mengenai Gangguan Pemusatan Perhatian atau Attention Deficit/ Hiperactivity (ADHD).

ADHD adalah sebuah gangguan dengan karakteristik adanya gejala kurang perhatian yang diikuti dengan hiperaktivitas maupun tidak (Monastra, 2005).

Seperti dijelaskan Wenar (1994) dalam bukunya Developmental Psychopatology, terdapat karakteristik utama dari ADHD. Antara lain adalah kurang perhatian, impulsif dan hiperaktif.
Penyabab:
*Kurang perhatian
Anak-anak yang mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian atau ADHD mengalami kesulitan untuk menaruh perhatian secara terus menerus dalam menyelesaikan tugas atau dalam aktivitas bermain.
Seperti yang terjadi pada Rida, dia kesulitan menaruh perhatian pada aktivitasnya bahkan ketika sedang bermain. Kurang perhatian seringkali berkaitan dengan rendahnya performansi sekolah karena anak membutuhkan waktu untuk berkonsentrasi dan menyerap informasi sebaik menaruh perhatian yang cukup panjang untuk melengkapi tugas tanpa adanya gangguan. Kondisi dimana anak mengalami kesulitan untuk menyelesaikan tugasnya membuat mereka menjadi frustrasi dan tertekan.

*Impulsif

Dalam arti khususnya, impulsif adalah bertindak tanpa ada pertimbangan tertentu. Ketika dihadapkan pada tugas yang kompleks, misalnya ketika tiba-tiba dalam pikiran mereka terdapat sebuah ide atau solusi tertentu, mereka tidak melakukan pertimbangan apapun apakah ide/pemikiran/perilaku mereka baik ataupun yang pantas.

Mereka mengatakan sesuatu tanpa dipikirkan sehingga kadangkala memberikan jawaban yang tidak benar saat di kelas atau mereka mengalami kesulitan ambil bagian dalam sebuah permainan.

Hal ini terjadi karena mereka mengalami kesulitan untuk mengatur reaksi diri terhadap rangsangan dari luar. Sangat sulit sekali jika kita melarang mereka untuk berhenti dari impulsivitasnya karena anak-anak dengan ADHD mengalami kesulitan untuk berhenti melihat, mendengar bahkan berpikir.


*Hiperaktif

Terdapat berbagai dasar tentang hiperaktif. Yaitu anak-anak dengan ADHD lebih aktif dari pada anak-anak normal dalam waktu 24 jam bahkan saat tidur sekalipun.

Mereka menunjukkan kegelisahan yang sangat besar dalam berbagai tugas sehingga mereka memperlihatkan gerakan-gerakan yang tidak relevan, tidak bertahan di tempat duduk mereka, bahkan selalu tidak bisa duduk dengan tenang seperti anak-anak yang lainnya.

Sumber : KabarIndonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar